26.7 C
Malang
Jumat, Oktober 18, 2024
SosokMengenal Aeshnina, Siswa Smamio Pejuang Lingkungan yang Bersuara Lantang di Forum Internasional

Mengenal Aeshnina, Siswa Smamio Pejuang Lingkungan yang Bersuara Lantang di Forum Internasional

Aeshnina saat menjadi pembicara di forum AICHR di Makati, Filipina. Dia menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan, utamanya soal bahaya mikroplastik. (Foto:Dok.Nina)
Aeshnina saat menjadi pembicara di forum AICHR di Makati, Filipina. Dia menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan, utamanya soal bahaya mikroplastik. (Foto:Dok.Nina)

MAKLUMAT – Aeshnina Azzahra Aqilani, siswi SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) Gresik menjadi sosok anak muda inspiratif yang tampil di garis depan, menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan.

Nina, panggilan akrabnya, telah mengibarkan bendera kepedulian terhadap lingkungan dan menyuarakan bahaya yang mengintai generasi masa depan, sejak usia belia.

Dia terlibat aktif dalam beragam aksi lingkungan, hingga menjadi peserta dan speaker di berbagai forum skala nasional bahkan internasional.

Salah satunya, yang terbaru Nina menjadi salah satu speaker dalam Dialog Komisi Antarpemerintah ASEAN tentang Hak Asasi Manusia (AICHR) di Makati, Filipina.

Bersuara di Filipina Soroti Bahaya Mikroplastik

Dalam forum AICHR tersebut, Nina menegaskan bahaya pencemaran plastik dan mikroplastik bagi kesehatan anak-anak.

“Kesehatan anak-anak dalam bahaya,” ujar Nina dengan tegas di hadapan para pemangku kepentingan ASEAN.

Ia tak hanya bicara dengan kata-kata, tetapi juga dengan data yang ia kumpulkan dari berbagai penelitian ilmiah.

Nina menggambarkan betapa plastik sekali pakai telah mencemari lingkungan, merasuk hingga ke tubuh manusia.

“Mikroplastik ditemukan di udara yang kita hirup, di air yang kita minum, bahkan dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari, sayuran, ikan, hingga yang paling mencengangkan, di organ vital manusia seperti paru-paru dan ginjal,” jelasnya.

Nina menyoroti dunia yang abai terhadap ancaman tersebut. Banyak yang terbuai dengan kenyamanan plastik, mereka lupa bahwa di balik kenyamanan itu.

Generasi mendatang harus menerima warisan penyakit dan kontaminasi yang tak mudah.

Nina berani membawa isu ini ke forum internasional, mewakili suara anak-anak yang seharusnya dilindungi oleh dunia, bukan dieksploitasi oleh limbah yang mencemari lingkungan.

Dalam dialog tersebut, Nina membawa simbol penting: dua toples berisi replika bayi. Bagi sebagian orang mungkin tampak sederhana, tetapi pesan yang ia bawa sangat mendalam.

“Bayi pun kini terancam oleh mikroplastik,” jelasnya.

Penelitian terbaru menemukan adanya kontaminasi mikroplastik dalam air susu ibu, plasenta, bahkan cairan ketuban. Seolah-olah, bayi yang belum lahir pun tak lepas dari ancaman limbah plastik.

Ini bukan sekadar isu lingkungan, “Ini adalah ancaman bagi masa depan manusia,” tegas Nina.

Nina, dengan segala keterbatasannya sebagai pelajar, telah melakukan lebih dari sekadar orasi.

Tindakan dan Aksi Nyata

Ia turun ke lapangan, bergabung dengan komunitas River Warrior Indonesia, dan memulai langkah-langkah konkret.

Jauh sebelum itu, Nina juga telah menggemparkan publik dunia dengan sejumlah mengirimkan surat kepada para pemimpin negara-negara maju.

Dalam surat tersebut, Nina meminta para pemimpin negara maju berhenti mengirimkan sampah ke Indonesia.

Respons yang ia terima beragam. Uni Eropa, misalnya, merespons positif dan berjanji akan menghentikan ekspor sampah pada tahun 2026. Tetapi Nina kecewa karena pemerintah Indonesia sendiri belum memberikan tanggapan yang jelas atas surat-surat yang dikirimnya.

“Suara anak muda itu kuat dan nyata,” katanya dengan penuh harap. Baginya, suara pemuda tidak boleh diabaikan. Anak-anak dan remaja harus diberi ruang untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, karena mereka adalah generasi yang akan menanggung dampak dari kebijakan yang diambil hari ini.

Dukungan Pihak Sekolah

Kepala Smamio Gresik, Ulyatun Nikmah mengaku bangga dan mendukung setiap Langkah perjuangan Nina.

Kiprah Nina, kata Ulyatun, bukan hanya tentang prestasi pribadi, tetapi juga tentang semangat yang menginspirasi teman-temannya di sekolah.

Ulyatun berharap agar Nina menjadi teladan, mendorong siswa lain untuk berprestasi sesuai bidang minat dan bakatnya masing-masing.

Dalam perjalanan hidup yang penuh tantangan ini, Nina adalah simbol harapan.

Di usia yang masih sangat muda, ia telah menunjukkan bahwa suara seorang anak bisa mengubah dunia.

Anak-anak bukanlah sekadar penerima dampak, tetapi juga agen perubahan.

Nina membuktikan bahwa dengan tekad dan kepedulian, generasi muda dapat berbicara lantang. Bahwa suara mereka bisa membawa perubahan nyata.

Suara Nina adalah pengingat bahwa setiap plastik yang kita buang hari ini akan menjadi warisan beracun bagi anak cucu kita.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer