24.2 C
Malang
Minggu, November 24, 2024
TopikMenteri PPPA: Kita Mulai dari Para Perempuan Itu Sendiri

Menteri PPPA: Kita Mulai dari Para Perempuan Itu Sendiri

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga.

ANGKA keterwakilan perempuan dalam kancah politik terus meningkat. Terutama di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Bahkan, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) saat ini adalah seorang perempuan.

Menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga, itu capaian yang cukup baik. Namun, dia menyakini masih ada beberapa faktor penting yang belum maksimal terealisasi dalam mencapai kuota 30 persen keterwakilan perempuan, yakni dukungan sesama perempuan.

”Penting bagi seluruh perempuan di seluruh Indonesia, kalau saja sesama perempuan kita saling mendukung, saling memotivasi, saling menginspirasi, saya yakin kuota 30 persen keterwakilan perempuan dalam politik itu akan bisa tercapai. Kita mulai dari para perempuan itu sendiri,” jelas Bintang Puspayoga dalam rilis resmi kementerian PPPA.

Dia menambahkan, hasil survei Bank Dunia menyatakan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk aktif secara politik dan membuat berbagai keputusan serta kebijakan, maka akan muncul kebijakan-kebijakan yang lebih representatif dan inklusif untuk mencapai pembangunan yang lebih baik.

”Namun kita tidak boleh lupa, bahwa kuota keterwakilan perempuan tidak akan efektif jika pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan politik serta kesetaraan gender perempuan masih minim,” lanjut perempuan yang bernama lengkap I Gusti Ayu Bintang Darmawati tersebut.

Dalam meningkatkan dan mendorong partisipasi perempuan dalam dunia rill politik, partai politik (parpol) memiliki andil dan peranan yang besar. Menurut Bintang Puspayoga, sekurang-kurangnya parpol memiliki tanggung jawab dalam rekrutmen politik.

”Artinya partai politik berfungsi untuk mencari dan mengajak perempuan-perempuan yang memiliki potensi untuk turut aktif menyampaikan aspirasinya dan merumuskan kebijakan yang berpihak kepada perempuan tentunya di bawah payung kesetaraan,” tambah lulusan S2 Kajian Budaya Universitas Udayana tersebut.

Sementara itu, Nuraeni Anggota Komisi IV DPR-RI sekaligus Wakil Sekjen Kaukus Perempuan Parlemen RI memberikan penyataan senada. Ada sejumlah kendala yang dihadapi para perempuan politik yang saat ini belum beruntung untuk bisa duduk dan terpilih.

”Memang ada beberapa hal yang harus dikuatkan oleh perempuan itu sendiri. Pertama, perempuan memang harus percaya diri, kuatkan dulu keinginan dari diri perempuan itu sendiri bahwa saya ingin sukses, saya ingin maju, terpilih. Yakinkan itu terlebih dahulu. Kedua, harus ada restu dan dukungan keluarga,” tutur Nuraeni.

Di sisilian, pemilu saat ini menurut Chusnul Mar’iyah, Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia, penuh dengan tipu muslihat yang menjadi hambatan bagi jalan perempuan menuju parlemen, seperti dukungan partai politik yang dirasa masih maskulin dan ketidakpercayaan diri.

”Ikut pemilu memang mahal tapi bukan berarti tidak bisa, tapi untuk perempuan memang berat. Selain itu ideologi, peran media dan perempuannya sendiri masih kurang percaya diri. Jadi, dukungan dari partai politik untuk rekrutmen calon anggota parlemen itu sangat penting. Pelatihan sebelum dicalonkan, jangan sesudah. Ini penting agar perempuan siap,” jelas Chusnul. (*)

Reporter: Iqbal Darmawan

Editor: Mohammad Ilham

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer