31.8 C
Malang
Rabu, Maret 12, 2025
KilasMPM PWM Jatim Luncurkan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat

MPM PWM Jatim Luncurkan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat

Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat
MPM meluncurkan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (SEKAM) di Universitas Muhammadiyah Malang. Kamis (13/2/2025). Foto: IST

MAKLUMAT — Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur resmi meluncurkan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (SEKAM) Batch I.

Program ini berlangsung pada 12-14 Februari 2025 di Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Dengan mengusung tema “Berdaya Bersama, Menuju Masyarakat yang Berkemajuan”, SEKAM bertujuan mencetak kader yang mampu menggerakkan program pemberdayaan masyarakat secara profesional. Acara ini dihadiri Ketua MPM Pimpinan Pusat Muhammadiyah M. Nurul Yamin, Sekretaris MPM PP Budi Nugroho, serta jajaran pengurus MPM PWM Jatim. Sebanyak 80 peserta dari berbagai MPM tingkat kabupaten/kota di Jawa Timur serta perwakilan organisasi otonom seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Nasyiatul Aisyiyah (NA) turut berpartisipasi.

Ketua MPM PP Muhammadiyah M. Nurul Yamin menilai kegiatan ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat peran Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat. “SEKAM ini merupakan kelanjutan dari program serupa yang telah digelar di tingkat nasional pada Juli lalu di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ),” ujarnya.

Menurut Yamin, kehadiran SEKAM di UMM memiliki makna historis, mengingat MPM pertama kali dibentuk dalam Muktamar Muhammadiyah ke-45 pada 2005 yang juga diselenggarakan di kampus tersebut. Ia menegaskan bahwa Muhammadiyah telah membangun tradisi pemberdayaan sejak sebelum kemerdekaan, seperti melalui pendirian sekolah, klinik kesehatan, dan panti asuhan Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) pada 1920-an.

Ketua Divisi Pendidikan dan Pelatihan MPM PWM Jatim, Lutfi J. Kurniawan, menyatakan bahwa SEKAM menjadi program prioritas yang akan berlanjut dengan materi yang terus diperbarui sesuai kebutuhan masyarakat. “Kami ingin mencetak fasilitator pemberdayaan masyarakat yang kompeten dan mampu merancang program-program strategis,” katanya.

Selama tiga hari, peserta mendapatkan berbagai materi, mulai dari manhaj pemberdayaan masyarakat, strategi dan metode pemberdayaan, hingga teknik pemetaan sosial serta kewirausahaan sosial. Pemateri terdiri dari akademisi dan praktisi, termasuk Nazaruddin Malik, Zakiyah Yasin, Budi Nugroho, dan Abdus Salam.

Para peserta tampak antusias mengikuti pelatihan yang menggunakan metode pembelajaran berbasis studi kasus. Diharapkan, program ini dapat menghasilkan kader-kader yang siap menggerakkan perubahan sosial di lingkungan masing-masing.***

 

 

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer