22.1 C
Malang
Sabtu, November 2, 2024
KilasMuhammadiyah Punya SDM dan Potensi Besar, tapi Kadernya Selalu Kalah di Politik...

Muhammadiyah Punya SDM dan Potensi Besar, tapi Kadernya Selalu Kalah di Politik Praktis

Wakil Ketua PWM Jatim M. Khoirul Abduh.

WARGA Muhammadiyah itu banyak, SDM-nya besar, amal usahanya banyak, tapi kader-kader Muhammadiyah selalu saja kalah dalam setiap kontestasi politik praktis.

Sentilan tersebut disampaikan Wakil Ketua PWM Jatim M. Khoirul Abduh menjurus pada kekalahan kader-kader Muhammadiyah dalam kontestasi DPD RI berturut-turut. Hal itu disampaikan Abduh pada kegiatan Regional Meeting LHKP se-Jawa yang diadakan PP Muhammadiyah di Malang, Rabu (17/5).

”Kader Muhammadiyah yang otentik itu siap berdiaspora dan ditempatkan di manapun. Tapi, bertahun-tahun Muhammadiyah ini kalah terus. Warga Muhammadiyah ini banyak, tapi tidak terakomodir dengan baik,” sentilnya.

Menurut dia, selama ini warga Muhammadiyah justru terpecah-belah dan belum mampu menghimpun diri sebagai sebuah kekuatan politik yang massif, yang bisa mempengaruhi kontestasi politik kebangsaan.

Salah satu faktor penyebabnya, menurut Abduh, adalah belum adanya database valid dan riset atau survei sebagai basis sebelum para kader bertarung dalam kontestasi politik praktis.

”Maka dari itu, di LHKP PWM Jatim ini kami akan sedikit berbeda dengan LHKP lainnya. Kami mendirikan divisi data dan survei,” ujarnya. ”Kita memiliki Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang bisa didorong untuk melakukan riset terkait hal tersebut,” lanjut Abduh.

”Kami akan tempatkan surveyor di tiap-tiap daerah atau kab/kota, sehingga bisa menjadi modal elektoral, dan ikhtiar yang dilakukan menjadi terukur dengan berbasis data serta survei atau riset yang valid,” terang Abduh.

Kendati berencana melakukan terobosan demikian, Abduh juga menegaskan, bahwa hal itu bukan berarti menarik Muhammadiyah ke dalam politik praktis, justru sebaliknya, adalah bagaimana Muhammadiyah bisa mendorong dan mendukung kader-kadernya berdiaspora tanpa membawa embel-embel Muhammadiyah secara keorganisasian.

”Sampai kapan pun Insya Allah Muhammadiyah tidak akan pernah menjadi parpol, tapi Muhammadiyah akan dan harus bisa mewarnai politik kebangsaan,” ujarnya. (*)

Reporter: Ubay

Editor: Aan Hariyanto

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer