Munik Ni Reje, Simbol Amanah Adat untuk Bupati-Wakil Bupati Aceh Tengah

Munik Ni Reje, Simbol Amanah Adat untuk Bupati-Wakil Bupati Aceh Tengah
Prosesi sakral Munik ni Reje digelar untuk menandai pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga dan Muchsin Hasan, Rabu (5/3/2025). (Foto: IST)
Prosesi sakral Munik ni Reje digelar untuk menandai pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga dan Muchsin Hasan, Rabu (5/3/2025). (Foto: IST)

MAKLUMAT — Prosesi sakral Munik ni Reje digelar untuk menandai pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga dan Muchsin Hasan, Rabu (5/3/2025). Upacara adat khas Gayo ini menjadi simbol penerimaan amanah kepemimpinan sekaligus mengukuhkan keduanya sebagai Ulu Rintah, pemimpin tertinggi secara adat di daerah berhawa sejuk tersebut.

Wakil Ketua DPRK Aceh Tengah, H. Hamdan, yang turut menyaksikan prosesi ini, menegaskan pentingnya menjaga adat dan budaya Gayo di tengah perkembangan zaman. “Aceh Tengah adalah daerah yang kaya dengan potensi, dan ini menjadi peluang besar bagi kita semua untuk membangun daerah ini,” ujarnya di sela-sela acara.

Bawar, Simbol Kebesaran Seorang Pemimpin

Dalam prosesi Munik ni Reje, Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah disematkan Bawar, simbol kebesaran dan kekuasaan bagi seorang pemimpin (Reje) di Gayo. Simbol ini telah digunakan sejak zaman Kerajaan Linge dan menegaskan tanggung jawab besar yang kini mereka emban.

“Hari ini kita sudah menyaksikan proses adat, kita juga akan mengawal bagaimana penerapan adat istiadat Gayo di tengah masyarakat, seperti sehari berbahasa Gayo,” tambah Hamdan.

Politisi Partai NasDem itu berharap, keberlangsungan adat Gayo tetap terjaga, seiring dengan kepemimpinan Haili Yoga dan Muchsin Hasan. Upacara ini juga diyakini membawa kesejukan serta kelancaran dalam menjalankan roda pemerintahan.

Kunci Bale Samsu, Tanda Kepemimpinan Resmi

Sebagai bagian dari prosesi, Haili Yoga menerima kunci Pendopo (Bale Samsu) yang akan menjadi kediaman resminya selama lima tahun ke depan. Simbol ini menegaskan bahwa kepemimpinan telah berpindah dan ia resmi menjalankan amanah sebagai kepala daerah.

“Selain adat pemerintahan, Reje (kepala daerah) juga dinaikkan secara adat di Aceh Tengah. Supaya di masa kepemimpinannya sejuk, tidak ada gangguan apapun, dan jangan ada sakit-sakit,” tandas Hamdan.

Dengan selesainya prosesi Munik ni Reje, masyarakat Aceh Tengah kini menaruh harapan besar pada kepemimpinan baru untuk membawa kemajuan daerah dengan tetap menjunjung tinggi adat dan budaya setempat.

_____

Penulis: Rizki Maulizar | Editor: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *