MAKLUMAT – Negara-negara Arab mengecam tindakan Israel yang merebut wilayah Suriah di luar Dataran Tinggi Golan. Langkah ini dilakukan pasukan Israel di tengah situasi yang tidak stabil pasca-penggulingan Presiden Bashar Al Assad.
Israel mengklaim tindakan tersebut untuk mencegah serangan dari kelompok oposisi bersenjata Suriah, namun hal ini memicu kecaman dari sejumlah negara Arab seperti Qatar, Irak, dan Arab Saudi.
Kecaman Qatar, Arab Saudi, dan Irak
Kementerian Luar Negeri Qatar menilai langkah Israel sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Suriah.
“Kebijakan memaksakan fait accompli yang dilakukan penjajah Israel, termasuk upayanya untuk menduduki wilayah Suriah, akan membawa kawasan tersebut ke dalam kekerasan dan ketegangan lebih lanjut,” tegas pernyataan resmi Qatar.
Serangan udara Israel ke berbagai wilayah Suriah juga dikecam keras oleh Arab Saudi. Negara Teluk tersebut menilai tindakan Israel sebagai ancaman bagi keamanan Kawasan.
Arab Saudi menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengutuk tindakan Israel. “Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Suriah yang secara ilegal dicaplok Zionis,” bunyi pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.
Kecaman serupa disampaikan Irak, yang menyebut aksi Israel sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional.
“(Irak) Menekankan pentingnya menjaga kedaulatan dan integritas Suriah serta mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menegakkan tanggung jawab dan mengutuk agresi ini,” demikian bunyi pernyataan Kemlu Irak.
Pertama Kali Sejak Perang Yom Kippur
Langkah Israel ini merupakan agresi pertama ke zona penyangga Suriah sejak Perang Yom Kippur pada 1973.
Pasukan militer negeri bintang david juga memperingatkan warga di lima wilayah Suriah agar tidak meninggalkan rumah mereka, tindakan yang memicu kekhawatiran lebih lanjut di Kawasan.
Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel sejak 1967 dan secara ilegal dianeksasi pada 1981, kembali menjadi pusat ketegangan dalam konflik regional yang kian memanas.