23.5 C
Malang
Jumat, November 22, 2024
KilasIsrael Menggerebek Al Jazeera, Tentara Bersenjata Lengkap Perintahkan Penutupan

Israel Menggerebek Al Jazeera, Tentara Bersenjata Lengkap Perintahkan Penutupan

<yoastmark class=

MAKLUMAT — Pasukan Israel menggerebek Al Jazeera di Ramallah, wilayah Tepi Barat yang diduduki, Ahad (22/9/2024) dini hari waktu setempat.

Tentara bersenjata lengkap ini memerintahkan Al Jazeera menutup segera kantornya. Langkah ini menyusul keputusan kabinet Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu pada Mei 2024 untuk menutup operasi Al Jazeera di Israel.

Al Jazeera mengutuk dan mengecam tindakan kriminal pasukan pendudukan Israel. Mereka menolak tindakan kejam tersebut. Al Jazeera menilai tuduhan tersebut tidak berdasar dan  membenarkan penggerebekan ilegal.

Komitmen Melawan Represifitas Terhadap Pers

Al Jazeera menegaskan komitmennya. Mereka akan terus melaporkan perang di Gaza dan pendudukan yang sedang berlangsung di wilayah Palestina, serta eskalasi regional.

Penggerebekan dan penyitaan peralatan di kantor adalah serangan terhadap Al Jazeera dan penghinaan terhadap kebebasan pers. Tindakan represif ini jelas dimaksudkan untuk mencegah dunia menyaksikan realitas di Gaza.

Meskipun ada upaya membungkam, Al Jazeera tetap teguh dalam misiny. Al Jazeera melaporkan kebenaran dengan integritas, bahkan dalam situasi yang paling menantang dan berbahaya.

Al Jazeera tidak akan terintimidasi atau terhalang oleh upaya-upaya untuk membungkam liputannya.

Israel terus-menerus menindas kebebasan pers. Mereka berusaha menyembunyikan tindakan-tindakannya di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Hal ini melanggar hukum internasional dan kemanusiaan.

Penargetan dan pembunuhan langsung oleh Israel terhadap jurnalis, bersama dengan penangkapan, intimidasi, dan ancaman, tidak akan menghalangi Al Jazeera dari komitmennya untuk meliput.

Tuntut Tanggung Jawab Netanyahu

Al Jazeera mendesak semua organisasi yang mengadvokasi kebebasan media dan hak asasi manusia, bersama dengan entitas terkait lainnya, untuk mengutuk serangan berulang terhadap jurnalis dan pers oleh Israel, serta menuntut pertanggungjawaban bagi mereka yang berusaha mengubur kebenaran di bawah reruntuhan perang.

Pemerintah Netanyahu, disebut Al Jazeera, harus bertanggung jawab atas keselamatan jurnalis dan akan mengupayakan semua jalur hukum yang tersedia melalui lembaga hukum internasional untuk melindungi hak-hak dan para jurnalis, serta hak publik atas informasi.

 

Sumber: Al Jazeera

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer