PDM Bojonegoro Kutuk Keras Insiden Pembacokan Saat Salat Subuh di Musala Kedungadem

PDM Bojonegoro Kutuk Keras Insiden Pembacokan Saat Salat Subuh di Musala Kedungadem

MAKLUMAT — Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro turut bersuara soal insiden pembacokan ketika Salat Subuh di Musala Al Manar RT 4 Desa Kedungadem yang menjatuhkan korban jiwa, pada Selasa (29/4/2025). Terlebih TKP tersebut adalah Musala Muhammadiyah.

Wakil Ketua PDM Bojonegoro, Drs Sholikin Jamik SH MH, menegaskan bahwa Muhammadiyah mengutuk keras tindakan pembunuhan tersebut. Ia juga menyampaikan ucapan belasungkawa kepada korban.

“TKP Pembacokan di Musala Muhammadiyah Kedungadem, namun pelaku tidak ada masalah dengan Muhammadiyah, tetapi ada dendam pribadi antara pelaku dengan korban,” terang Sholikin.

“Sikap Muhammadiyah mengutuk kekerasan dan pembunuhan dalam bentuk apapun, kami sangat prihatin terhadap peristiwa tersebut dan turut berduka cita atas peristiwa yang menimpa korban,” sambungnya.

Lebih lanjut, Sholikin Jamik juga menegaskan bahwa Muhammadiyah menghargai kehidupan dan martabat manusia, serta berupaya untuk melindunginya. Ia juga menandaskan bahwa Muhammadiyah senantiasa berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya toleransi, perdamaian dan kasih sayang.

“Dalam ajaran Islam hukum pembunuhan adalah haram dan dosa besar. Islam (juga) menekankan pentingnya perdamaian dan kasih sayang dalam berinteraksi dengan sesama manusia,” tegas Sholikin.

Tak hanya itu, ia juga menyatakan bahwa Muhammadiyah terus mendorong kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan yang positif dan mengedepankan dialog, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perdamaian dan toleransi.

Muhammadiyah, lanjutnya, juga terus berusaha untuk memberikan sumbangsih dan kontribusi terbaik dalam mengembangkan pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai Islam dan kemanusiaan.

Baca Lainnya  Ketua LHKP PP Muhammadiyah Beberkan Sejumlah Evaluasi Pilkada Serentak 2024

“Dengan demikian, Muhammadiyah menunjukkan sikap yang jelas dalam mengutuk tindakan pembunuhan dan kekerasan, serta berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perdamaian dan toleransi,” pungkas Sholikin.

Kronologi Insiden Pembacokan

Sebelumnya, sebuah insiden mengerikan terjadi di Musala Al Manar RT 4 Desa Kedungadem, Bojonegoro, ketika Salat Subuh. Tragedi nahas itu menyebabkan satu korban jiwa serta tiga orang mengalami luka serius.

Berdasarkan sejumlah informasi, kejadian bermula sekitar pukul 04.15 WIB. Sujito telah berada di sekitar Musala Al Manar Kedungadem dengan membawa senjata tajam berupa parang, menunggu para jamaah masuk ke dalam Musala.

Ketika para jemaah sedang menunaikan Salat Subuh berjamaah, Sujito yang masuk lebih akhir lalu menghampiri Abdul Aziz (63) dan melayangkan parang ke arah kepala. Aziz langsung tewas di lokasi kejadian.

Kemudian, masih pada waktu yang sama, Sujito kembali melayangkan senjata tajam yang dibawanya, kali ini ke arah korban Cipto Rahayu (63) yang mengenai kepala dan tangan, sehingga korban mengalami luka serius.

Istri Aziz, yakni Arik Wijayanti (60), yang melihat suaminya terkapar karena tebasan parang Sujito, langsung menghampiri dan hendak menolong, namun ia juga turut menjadi korban. Ia juga mengalami luka tebasan yang cukup serius di kepala dan tangan.

Motif Dendam Pribadi

Usai melancarkan aksinya, pelaku kemudian menyerahkan diri ke Polsek Kedungadem, yang kemudian diamankan di Mapolres Bojonegoro.

Baca Lainnya  Milad ke-44 Unmuh Jember, Ini Pesan Muhadjir Effendy untuk Kampus Muhammadiyah

“Pelaku sudah diamankan di Polres Bojonegoro untuk kami lakukan pemeriksaan dan juga dimintai keterangan terkait motif pembunuhan yang diduga dia lakukan dengan membacok dua korban lainnya,” ujar Kasat Reskrim Polres Bojonegoro, AKP Bayu Ajie Sudarmono.

Dugaan sementara, motif pembacokan disebabkan dendam pribadi, lantaran tanah milik pelaku dijadikan sebagai jalan oleh korban meninggal yang merupakan Ketua RT. Merasa tidak terima tanahnya dibuat jalan, korban melakukan tindakan keji tersebut.

“Motifnya sementara adalah dendam, karena tanahnya ada yang digunakan untuk jalan, lain lainnya nanti terduga pelaku masih kami mintai keterangan,” ungkap AKP Bayu Adjie.

*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *