PDPM Surabaya Sambut Positif Rencana Pembatasan Jam Malam di Kota Pahlawan

PDPM Surabaya Sambut Positif Rencana Pembatasan Jam Malam di Kota Pahlawan

MAKLUMAT — Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kota Surabaya, Alfianur Rizal, menyambut positif rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya di bawah kepemimpinan Wali Kota Eri Cahyadi, yang bakal memberlakukan pembatasan jam malam bagi anak dan remaja di Kota Pahlawan.

Alfi—panggilan akrabnya, juga mengapresiasi sejumlah kebijakan yang telah dilakukan Eri Cahyadi, sejak dilantik pada Februari 2025 lalu. Di antaranya penertiban parkir liar, pemberdayaan UMKM, hingga rencana penerbitan Surat Edaran (SE) pemberlakuan jam malam bagi anak-anak dan remaja.

“Kami merasa Pak Eri mengawali kepemimpinan sebagai Wali Kota Surabaya pada periode ke dua dengan gemilang, karena beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemkot Surabaya cukup efektif memberikan dampak positif secara langsung maupun tidak langsung tentunya, terhadap kondisi sosial di Surabaya” ujarnya kepada Maklumat.ID, Ahad (22/6/2025).

Sambut Positif Pembatasan Jam Malam

Terkait rencana penerbitan SE terkait pembatasan jam malam bagi anak-anak dan remaja di Surabaya, Alfi menyambut positif. Ia yakin hal itu dapat menjadi salah satu langkah yang tepat untuk menjaga pergaulan anak-anak dan remaja di Kota Pahlawan.

Diketahui, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan rencana kebijakan jam malam yang akan melibatkan keluarga secara langsung, serta RT dan RW Se-Surabaya untuk bersama-sama memerhatikan anak-anak remaja yang berada di sekitarnya.

Alfi menjelaskan, Pemuda Muhammadiyah sebagai salah satu elemen kepemudaan di Surabaya, secara tidak langsung memiliki hubungan emosional dengan para remaja di ibu kota Jawa Timur itu.

Baca Juga  Doxing: Senjata Baru yang Membungkam Suara Kritis

Ia juga menegaskan bahwa PDPM Surabaya sebagai mitra kritis dan strategis, bakal berupaya untuk turut serta dan berperan aktif dalam menyukseskan program-program serta kebijakan Pemkot Surabaya.

“Tentu Pemuda Muhammadiyah merasa terpanggil atas rencana kebijakan pemberlakuan jam malam di Surabaya, karena pemberlakuan jam malam bagi anak remaja di Surabaya salah satu bagian dari ikhtiar untuk jogo suroboyo,” katanya.

“Bergotong royong kita menjaga Surabaya dengan cara menjaga anak mudanya, karena anak muda memiliki banyak potensi positif, sehingga ini adalah bukti peran nyata Wali Kota Surabaya menaruh perhatian kepada anak-anak muda di Surabaya” sambung Alfi.

Lebih lanjut, Alfi mengungkapkan bahwa dalam beberapa kesempatan berdiskusi bersama Wali Kota dan Pemkot Surabaya, banyak melahirkan gagasan yang positif dalam memajukan Surabaya dan mendorong serta mengembangkan potensi anak-anak muda Kota Pahlawan.

“Dalam beberapa kesempatan ketika Pemuda Muhammadiyah Surabaya berdiskusi dengan Pak Wali, banyak gagasan yang beliau sampaikan tentang rencana pengembangan potensi anak muda di Surabaya, Pak Wali itu sangat cinta dan begitu tulus menaruh perhatian kepada anak muda di Surabaya, karena beliau ingin Surabaya ini bisa dibangun melalui ide-ide anak mudanya” kelakarnya.

Sudah Pernah Diterapkan Tahun 2022

Alfi menyebut, sebelumnya kebijakan jam malam di Surabaya pernah dilakukan oleh Eri Cahyadi pada tahun 2022, ketika Bulan Ramadan, dengan tujuan mejaga kondusivitas selama Bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri.

Baca Juga  CV Sentoso Seal Disegel Karena Tidak Punya TDG, Polemik Penahanan Ijazah Masih Berlangsung

“Sebenarnya kebijakan jam malam bukan hal baru pada kepemimpinan Pak Eri, karena pada tahun 2022 sudah pernah diberlakukan untuk menjaga kondusifitas bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri pada saat itu,” jelas pemuda yang juga menjabat Wakil Kepala (Waka) Bidang Kesiswaan SMA Muhammadiyah X Surabaya (SMAMX) itu.

“Namun rencana kebiajakan jam malam bagi remaja yang saat ini hendak diberlakukan, cukup terstruktur dan lebih terukur karena melibatkan keluarga secara langsung dan RT/RW di Surabaya, bagi kami ini cara yang sangat terukur dan tepat sasaran, karena menjaga anak remaja memang harus dimulai dari keluarga sebagai orang terdekat, kemudian RT maupun RW sebagai tokoh masyarakat, saya membayangkan jika ini berjalan dengan baik, betapa luar biasa peran dan fungsi kehidupan sosial di Surabaya berjalan dengan amat sangat baik, karena semuanya saling terhubung, saling gotong-royong untuk menjaga,” tandasnya.

Alfi meyakini, kebijakan yang digagas Eri Cahyadi itu telah melalui proses yang panjang, termasuk dari aspirasi-aspirasi masyarakat Kota Surabaya.

“Tidak mungkin bisa memimpin dan membangun Surabaya jika tidak melalui proses panjang seperti Pak Eri, saya yakin beliau pasti melalui proses yang amat panjang, mulai mendengarkan suara masyarakat, mengkaji keresahan masyarakat Surabaya, kemudian banyak berdiskusi dengan berbagai lapisan masyarakat Surabaya, dan akhirnya memiliki produk kebijakan yang sangat cerdas seperti yang hari ini dapat kita rasakan,” sebutnya.

Baca Juga  Cegah Kecurangan Zonasi, Pemkot Surabaya Tolak Anak Pindah KK Tanpa Domisili Jelas
*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *