Rajin Lari Tapi Tetap Kena Stroke, Ini Pelajaran dari Kak Seto

Rajin Lari Tapi Tetap Kena Stroke, Ini Pelajaran dari Kak Seto

MAKLUMAT — Pemerhati anak, Seto Mulyadi, membagikan pengalaman mengejutkannya saat didiagnosis mengalami mild stroke (stroke ringan). Gejala pusing dan linglung yang tak kunjung hilang selama empat hari ternyata menjadi sinyal serius. Ini terjadi meski ia selama ini dikenal sebagai ikon gaya hidup sehat dan sangat aktif berolahraga.

Cerita itu ia bagikan kepada para “sahabat”-nya melalui akun Instagram @kaksetosahabatanak. Semua bermula pada Senin (20/10) lalu, saat ia merasakan gejala yang tidak seperti biasanya. “Yaitu pusing di bagian kepala dan seperti linglung,” ujarnya menceritakan kronologinya.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by KAK SETO (@kaksetosahabatanak)

Meski begitu, Kak Seto tak lantas beristirahat. Ia tetap menjalankan tugas seperti biasa. Ia mengira kondisi itu hanya efek kelelahan biasa. Namun, firasatnya mulai tidak enak. Meski sudah dipakai tidur dan beristirahat, gejala pusing itu tak kunjung mereda hingga hari Kamis (23/10).

Puncaknya, pada Jumat (24/10), ia memutuskan untuk segera ke Unit Gawat Darurat (UGD). Serangkaian pemeriksaan medis lengkap langsung digelar, meliputi MRI (Magnetic Resonance Imaging), EKG (Elektrokardiogram), dan Cek Darah.

Hasilnya mengejutkan. “Ternyata saya terdiagnosa ‘Mild Stroke’ (Stroke Ringan) yang menyerang fungsi kognitif, bukan motorik,” ungkapnya.

Tak hanya itu, hasil EKG juga menunjukkan kondisi Aritmia, yaitu kondisi di mana detak jantung tidak beraturan.

Baca Juga  Iduladha dan Tugas Membentuk Karakter Manusia yang Rela Berkorban

Di sinilah peran pola hidup sehat yang ia jalani selama ini bekerja. Tim dokter memastikan, stroke ringan itu bukan disebabkan oleh masalah pada jantungnya. “Syukurnya, karena menjalani pola hidup sehat maka stroke ini disebabkan oleh faktor kekentalan darah belaka, di mana kondisi jantung tetap dalam keadaan sehat,” jelasnya.

Setelah ditangani oleh tim dokter Ahli Syaraf (Neurologist) dan Ahli Jantung (Kardiolog), ia mendapat kabar baik bahwa semua organ vital masih berfungsi dengan baik.

Hanya saja, dokter memberikan satu catatan khusus. “Karena saya tidak bisa diam, dokter menyarankan alangkah baiknya untuk beristirahat sejenak dan dirawat di Rumah Sakit,” tuturnya. Maka, sejak Sabtu (25/10), ia harus menjalani rawat inap di rumah sakit agar bisa pulih total.

Biang Keladi Stroke

Diolah dari berbagai sumber, Kak Seto pernah berjibaku dengan stroke. Pada Februari 2021, ia juga tercatat mengalami kondisi serupa, Transient Ischemic Attack (TIA). Publik pun bertanya-tanya: Mengapa orang yang rajin berolahraga lari masih bisa terkena stroke?

Jawabannya, olahraga bukan satu-satunya faktor penentu. Stroke adalah kondisi kompleks yang disebabkan oleh banyak faktor (multifaktorial). Meski olahraga teratur sangat penting untuk menekan risiko, ada faktor-faktor lain yang mungkin “lolos” atau tidak disadari.

Inilah beberapa “biang keladi” utama stroke, bahkan bagi mereka yang aktif:

  1. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Ini adalah “biang keladi” utama. Seseorang bisa saja rajin berolahraga, namun jika ia memiliki hipertensi (baik karena faktor genetik, stres, atau pola makan tinggi garam) dan tidak terkontrol dengan obat, risiko tetap melambung tinggi.
  2. Kolesterol Tinggi (Dislipidemia) Kadar kolesterol jahat (LDL) yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak (aterosklerosis) di pembuluh darah. Olahraga mungkin tidak cukup untuk melawan kadar LDL yang sangat tinggi.
  3. Kondisi yang Tidak Terdeteksi Terkadang, ada kondisi tersembunyi seperti atrial fibrillation (detak jantung tidak teratur). Ini sejalan dengan diagnosis Aritmia yang baru dialami Kak Seto. Kondisi ini dapat menyebabkan penggumpalan darah dan menyumbat pembuluh darah di otak.
  4. Faktor Genetik (Keturunan) Jika ada riwayat kuat stroke atau penyakit jantung di keluarga, risiko seseorang akan lebih tinggi, terlepas dari seberapa bugar dirinya.
  5. Faktor Kelelahan dan Stres Dalam kasus Kak Seto pada 2021, dilaporkan bahwa beliau juga mengalami kelelahan akibat aktivitas yang sangat padat. Kelelahan ekstrem dan stres psikologis dapat memicu lonjakan tekanan darah sementara.
Baca Juga  5 Manfaat Makan Telur Mentah, Ga Bahaya Ta?

Olahraga lari yang dilakukan Kak Seto sangat baik dan kemungkinan besar telah melindunginya dari stroke yang lebih parah. Kasus ini menjadi pengingat bahwa gaya hidup sehat harus menyeluruh: tidak hanya aktif bergerak, tetapi juga mengelola stres, menjaga pola makan, dan yang terpenting, melakukan pemeriksaan kesehatan (check-up) secara rutin.

“Ayo, mulai hidup sehat dari sekarang karena akan sangat membantu di masa tua nanti. Tetap semangat!” seru Kak Seto, mengingatkan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *