CALON Wakil Presiden nomor urut 03, Mahfud Md menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia di era reformasi tidak pernah bisa mencapai 7 persen lantaran kasus korupsi yang merajalela.
“Ada yang bertanya kepada kami mungkin tidak Anda menargetkan mendapatkan pertumbuhan ekonomi sampai 7% dalam satu tahun. Karena dalam sejarah reformasi tidak pernah sampai tumbuh sebanyak 7%. Dulu itu dicapai pada tahun 1998-1991 di era Orde Baru,” katanya dalam Debat Cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (22/12/2023).
Pria asal Pulau Madura itu mengatakan, pihaknya telah bertanya dan berdiskusi dengan para ahli, yang mereka semua bersepakat bahwa Indonesia adalah sebuah negara yang kaya raya, namun karena ‘kebodohan’ maka pertumbuhan ekonomi tidak pernah menyentuh 7 persen.
“Lalu pertanyaan itu saya sampaikan kepada beberapa orang ahli. Lalu mereka mengatakan, ‘Hanya karena kebodohan kita-kita ini tidak bisa menaikkan pertumbuhan ekonomi sampai 7%, karena kita ini kaya raya, dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang hebat’,” ungkap Mahfud.
Menurut dia, permasalahan utama dari tidak beranjaknya ekonomi Indonesia secara signifikan adalah perilaku koruptif di sektor-sektor pertumbuhan ekonomi, di antaranya adalah sektor konsumsi, belanja pemerintah, ekspor dan impor, serta investasi, dan lain-lain.
Permasalahan korupsi yang kian merajalela di kalangan pejabat publik, menurut Mahfud menjadi penyebab utama pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah tinggi, terutama setelah memasuki ‘gerbang’ reformasi.
“Masalahnya apa? Masalahnya banyak korupsi dan inefisiensi di sektor-sektor pertumbuhan ekonomi yaitu di sektor konsumsi, belanja pemerintah, ekspor-impor dan investasi,” tandasnya. (*)
Reporter: Aan Hariyanto
Editor: Mohammad Ilham