
MAKLUMAT – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr dr Sukadiono MM, menyoroti pentingnya Muhammadiyah untuk memiliki wadah dan instrumen khusus dalam rangka mempersiapkan para kader berdiaspora di berbagai bidang, termasuk di politik dan pemerintahan.
Hal itu dia sampaikan ketika memberikan sambutan dalam forum Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) II Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Jawa Timur, yang berlangsung di Aula Mas Mansyur PWM Jatim, Surabaya, Ahad (16/2/2025).
Dalam kesempatan itu, Sukadiono menceritakan pengalamannya, yang selama ini bergelut di lembaga swasta dan internal Muhammadiyah, ketika diminta menduduki posisi strategis sebagai Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Kesehatan atau Deputi II Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).
Sebab itu, secara khusus, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya itu mengusulkan agar LHKP mengadakan suatu pelatihan ataupun membuat suatu wadah khusus, bagi kader-kader potensial yang akan berkiprah di lembaga-lembaga negara, baik di eksekutif, legilatif, maupun yudikatif.
“Penting untuk betul-betul menyiapkan kader-kader yang akan berdiaspora, minimal ketika jadi itu biar nggak kaget. Karena sistem dan cara kerja di pemerintahan itu kan berbeda dengan di swasta, atau di Muhammadiyah” ujarnya.
“Eselon I harus disiapkan dengan baik, supaya bisa cepat beradaptasi. Ini penting, termasuk belajar regulasi, karena kita membawa nama Muhammadiyah,” sambung Sukadiono.
Menurutnya, terdapat perbedaan prosedur dan sistem kerja antara lembaga pemerintahan dengan lembaga atau institusi swasta. “Administrasi berbeda, Standar Operasional Prosedur (SOP) berbeda. Ketika itu, saya berdoa kepada Allah agar diberikan kemampuan cepat beradaptasi, memahami sistem, dan mampu memberikan solusi,” sebutnya.
Lebih lanjut, menurut Sukadiono, hal tersebut sangat penting, dalam rangka meningkatkan peran-peran politik Muhammadiyah di pemerintahan, yang selama ini kurang terlalu terlihat. Maka, kata dia, harus ada transfer of knowledge yang baik dalam proses adaptasi di lingkungan birokrasi dan pemerintahan.
“Jangan ragu untuk mengambil peran strategis di berbagai bidang, karena kehadiran kader Muhammadiyah sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa yang lebih baik,” tegasnya.
“Mungkin itu saja pesan, titipan saya, jadi agar LHKP membuat kegiatan atau semacamnya untuk menyiapkan kader supaya cepat bisa beradaptasi, jadi nggak kaget ketika nanti masuk di pemerintahan,” pungkas Sukadiono.