KETUA Lembaga Pengembangan Pesantren Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Pradana Boy ZTF mengatakan dalam setiap etape peradaban berdirinya Indonesia, Muhammadiyah dan pemerintah selalu berjalan beriringan.
“Karena dalam sejarah berdirinya bangsa Indonesia, Muhammadiyah dan pemerintah selalu berjalan beriringan, mari kita isi ruang-ruang itu dan tegakan kebajikan untuk bangsa,” katanya dalam acara Tadarus Pemikiran dan Buka Bersama di Karimah Caffe and Resto, Ahad (31/3/2024).
Kegiatan yang mengusung tema ‘Moderasi Mengeratkan dan Pemersatu Bangsa’ itu diadakan oleh Himpunan Kader Intelektual Muda Muhammadiyah (HIMKA IMM) Lamongan.
Boy kemudian menyampaikan, harapannya agar ruang-ruang kajian dan diskusi pemikiran harus terus dihidupkan. Sebab, hal itu telah menjadi identitas dari Persyarikatan Muhammadiyah.
“Identitas kita ya pemikir, dan di dalamnya ada moderasi itu sendiri. Yang itu senada dengan watak Muhammadiyah yaitu tengahan (moderat), tidak kekiri-kirian ataupun kekanan-kananan, pas di tengah,” ujarnya.
Menurut pria yang juga aktif dalam forum-forum moderasi internasional itu, kader-kader Persyarikatan dengan pemikiran-pemikirannya juga harus bisa mengisi ruang-ruang publik, dan juga ruang-ruang strategis dalam pemerintahan.
“Karena dari situ, kita akan mampu mengibarkan pemikiran muda Muhammadiyah,” ungkap akademisi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.
Sementara, Koordinator Presidium HIMKA IMM Lamongan, Gus Rudi menyampaikan, kondisi bangsa dan intelektual muda saat ini, khususnya di Muhammadiyah tampak mulai jenuh dengan khazanah-khazanah pemikiran.
“(Hanya) banyak diskusi di ruang-ruang formal, dan hampir kurang selaras dengan real di lapangannya atau actionnya. Tapi kini beralih ke arah taktis pragmatis, sehingga minim ide dan gagasan segar yang muncul,” kritiknya.
Menurut Gus Rudi, tema moderasi dan persatuan penting untuk kita angkat di tengah kondisi dan dinamika kebangsaan pasca Pemilu saat ini. Sebab, dengan kondisi saat ini akan sangat mungkin terjadi perpecahan.
“Masih banyak ego kelompok tertentu yang ingin berkuasa, dan hal ini bisa membuat bangsa kita terpecah-belah. Maka dari itu, tema ini kita angkat sebagai solusi kondisi bangsa, yaitu moderasi, bersikap sedang-sedang (tengahan) saja,” tegasnya.
Reporter: Ubay NA
Editor: Aan Hariyanto