23 C
Malang
Selasa, November 5, 2024
TopikProf. Haedar Nashir: Generasi Muda Harus Meneladani Semangat Sumpah Pemuda 1928

Prof. Haedar Nashir: Generasi Muda Harus Meneladani Semangat Sumpah Pemuda 1928

Haedar Nashir
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir saat di UMS, Kamis (24/10/2024). (Foto: Dok Muhammadiyah)

MAKLUMAT – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, mengajak generasi muda Indonesia untuk meneladani semangat generasi Sumpah Pemuda 1928.

Menurutnya, pemuda saat ini harus mengambil inspirasi dari jiwa patriotik, idealisme kuat, dan wawasan nasionalisme yang luas, seperti yang ditunjukkan generasi pendahulu.

“Mereka memiliki jiwa futuwah, yaitu kaum muda kesatria yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kelompok,” ucap Haedar dalam pernyataannya, Senin (28/10).

Haedar menjelaskan, generasi pemuda masa lampau adalah pelopor Satu Indonesia—satu bahasa, satu tanah air, dan satu bangsa. Ia mengingatkan bahwa pemuda saat ini memiliki potensi besar, namun berada di tengah kemudahan hidup yang kadang membuat mereka lalai.

“Dengan fasilitas yang ada, jangan sampai nasionalisme dan jiwa futuwah luntur. Jangan pula terjebak dalam hedonisme, materialisme, dan keinginan kursi jabatan tanpa integritas,” tegasnya.

Ia juga mengimbau agar generasi muda tidak menjadi ‘generasi Android’ yang hidup seperti robot, tanpa kepedulian pada sesama.

“Jauhi sifat benalu dalam hidup berbangsa. Jangan menjadi generasi muda yang gemar popularitas, tetapi minim pengabdian, kecerdasan, dan kualitas autentik,” ungkap Haedar.

Di tengah tantangan yang kompleks, lanjutnya, Indonesia butuh pemuda yang berdiri tegak di atas idealisme dan prinsip negara, sekaligus mampu berperan aktif dalam berbagai bidang. Ia menyebutkan pentingnya menjadi pemuda yang religius, pancasilais, berilmu, serta berkualitas.

“Mereka harus siap menjadi pewaris yang berkomitmen untuk menjaga persatuan, kedaulatan, keadilan, dan kemakmuran Indonesia, sesuai cita-cita para pendiri bangsa dan generasi Sumpah Pemuda 1928,” tutur Haedar.

Nilai-nilai Agama

Haedar menyoroti bahwa meskipun Gen Z hidup di dunia yang berbeda, nilai-nilai agama, Pancasila, dan budaya luhur harus tetap dijunjung. Ia berharap generasi muda tidak menjadi ‘lost generation’ yang tercerabut dari akar keindonesiaan.

“Jangan sampai mengalami krisis pemahaman kebangsaan atau quarter life crisis. Maknai kebangsaan dengan benar,” kata Haedar.

Haedar juga mengingatkan bahwa generasi muda saat ini sering terjebak sebagai ‘sandwich generation’ yang cenderung egois dan lupa menghormati orang tua.

“Masyarakat kita dibangun di atas extended family dan gotong royong. Jangan sampai generasi muda menjadi asosial dan kehilangan etika luhur pada keluarga, terutama orang tua,” ujarnya.

Haedar menutup dengan mengingatkan, manusia tetaplah Homo Sapiens yang butuh relasi sosial. “Walau iptek membuat manusia modern menjadi Homo Deus, manusia tidak boleh berubah menjadi robotik yang kehilangan akal budi. Tetaplah menjaga jati diri kemanusiaan,” pungkasnya.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer