PWM Jatim Refleksikan Arah Perubahan RTRW dalam Agenda Akhir Tahun 2025

PWM Jatim Refleksikan Arah Perubahan RTRW dalam Agenda Akhir Tahun 2025

MAKLUMATPimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim) menggelar Refleksi Akhir Tahun 2025 di Kantor PWM Jatim, Ahad (14/12/2025). Forum ini mengangkat tema Membaca Arah Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jatim: Dari Reforma Agraria Menuju Keadilan Antar Generasi.

Ketua panitia agenda ini, Al Qodar Purwo, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi lintas majelis dan lembaga di lingkungan PWM Jatim. Kelimanya adalah Majelis Hukum dan HAM (MHH), Majelis Pendayagunaan Wakaf (MPW), Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP), Majelis Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (MLHPB), serta Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik (LBHAP).

Kolaborasi ini diarahkan untuk menyatukan langkah dalam merespons isu kebijakan publik, khususnya RTRW. “Insya Allah ini adalah acara pertama kali hasil dari kolaborasi lima lembaga dan majelis. Model kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat dan membuat gerakan bisa menjadi lebih beriringan,” ujarnya.

Sekitar 400 peserta dari berbagai daerah di Jatim hadir dalam agenda tersebut. Al Qodar menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang datang dari berbagai penjuru. Ia menilai kehadiran mereka menunjukkan kepedulian terhadap isu tata ruang dan dampaknya bagi masyarakat lintas generasi.

Sementara itu Wakil Ketua PWM Jatim, Prof. Sasmito Djati, menegaskan bahwa forum refleksi seperti ini merupakan bagian dari peran Muhammadiyah sebagai civil society. Menurutnya, Muhammadiyah memiliki kewajiban untuk terus mengingatkan dan mengawal langkah pemerintah dalam merumuskan kebijakan publik.

Baca Juga  Gandeng UMKM, Kawan Gibran Berbagi Makan Siang Gratis di Bekasi

Ia menjelaskan bahwa pembahasan RTRW tidak bisa dilepaskan dari dialog dengan berbagai pemangku kepentingan. Persoalan lingkungan dan tata ruang, kata dia, tidak mungkin ditangani secara tunggal karena kompleksitas kepentingan di dalamnya.

“Sangat tidak mudah jika berbicara RTRW. Kepentingannya itu bukan banyak. Tapi buanyak,” ujarnya.

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *