MAKLUMAT — Menurut Ibnu Abbas, mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW tidak hanya mendatangkan pahala, tetapi juga menghadirkan cinta Allah SWT.
Semua aktivitas yang dilakukan dengan niat mengikuti petunjuk Rasulullah memiliki potensi mendapatkan cinta Allah. Sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 31, Allah berfirman:
“Katakanlah (Muhammad), jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu.”
Cinta Allah adalah anugerah yang paling berharga. Ketika cinta Allah telah tercurah, maka dosa diampuni, rahmat dilimpahkan, dan rezeki diberikan tanpa disangka-sangka. Bahkan sebelum berpikir untuk meminta, nikmat telah datang terlebih dahulu.
Sunnah dalam Bangun Tidur
Salah satu kebiasaan Rasulullah SAW adalah memulai hari dengan adab tertentu saat bangun tidur. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dalam hadis yang tercantum pada Abu Daud nomor 1367, Rasulullah SAW tidak langsung beranjak setelah bangun tidur. Beliau terlebih dahulu duduk sejenak agar peredaran darah kembali lancar.
Setelah itu, beliau mengusap wajah dengan tangan yang bersih untuk menghilangkan rasa kantuk. Penting untuk memastikan tangan dalam keadaan bersih, sebagaimana dijelaskan dalam hadis lain, karena kita tidak mengetahui ke mana tangan kita bergerak saat tidur. Dengan rasa kantuk yang hilang, barulah beliau membaca doa dengan kesadaran penuh:
“Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihin nusyur”
(Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami, dan hanya kepada-Nya kami kembali.)
Selain doa, Rasulullah SAW juga membaca 11 ayat terakhir surat Ali Imran. Kebiasaan ini mengajarkan umat Islam untuk memulai hari dengan menjadi pribadi Ulul Albab, yaitu mereka yang senantiasa berpikir, merenung, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Karakter Penghuni Surga Firdaus
Al-Qur’an surat Al-Mu’minun ayat 1–9 menjelaskan karakter penghuni surga Firdaus. Profesi mereka beragam, tetapi mereka memiliki ciri-ciri khusus: salat dengan khusyuk, menjaga diri dari hal yang sia-sia, dan menjalani hidup dengan manfaat. Dengan mengikuti tuntunan ini, kita tidak hanya menjalankan aktivitas duniawi, tetapi juga menyiapkan bekal untuk akhirat.
Menyiapkan Bekal Kehidupan
Sebagai seorang muslim, setiap bangun tidur kita dianjurkan untuk merencanakan kegiatan yang bermanfaat. Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya tafakur, yaitu merenungkan dan mempersiapkan agenda harian dengan baik. Contohnya, memutuskan sejak pagi di mana akan melaksanakan salat Zuhur berjamaah, berapa halaman Al-Qur’an yang akan dibaca, atau berapa jumlah sedekah yang ingin diberikan hari itu.
Waktu Subuh sendiri berasal dari kata asbah, yang bermakna kesiapan untuk memulai hari. Dalam menjalani agenda harian, seorang muslim perlu memiliki titik pusat yang selalu menghubungkan dirinya kepada Allah SWT. Titik ini adalah masjid, tempat di mana seseorang dapat menenangkan diri, mengoreksi niat, dan menguatkan kedekatan dengan Allah.
Dengan menjadikan masjid sebagai pusat kehidupan, setiap aktivitas kita akan lebih terarah. Kebahagiaan pun akan lebih mudah diraih karena segala sesuatu dilakukan berdasarkan panduan Rasulullah SAW. Itulah makna dari kurikulum hidup Rasulullah, yakni menjadikan setiap aktivitas sebagai bekal untuk perjalanan kembali kepada Allah SWT.
*) Naskah di atas disarikan dari ceramah Ustaz Adi Hidayat melalui akun Youtube @Adi Hidayat Official