Rakerkonas Digelar Tuntas, Apindo Tak Mau Sekadar Kertas

Rakerkonas Digelar Tuntas, Apindo Tak Mau Sekadar Kertas

MAKLUMAT – Pekan pertama Agustus 2025, ratusan pengusaha dari seluruh Indonesia berkumpul di Bandung. Dalam suasana kerja yang formal, Rapat Kerja dan Koordinasi Nasional (Rakerkonas) ke-34 Apindo, pada 4–6 Agustus. Tema besarnya adalah: “Dengan Semangat Indonesia Incorporated Menuju Indonesia Emas 2045.”

Namun, di balik tema besar itu, isu-isu krusial dibedah lebih tajam—mulai dari regulasi dalam negeri hingga tekanan global yang kian membebani pelaku usaha.

Dari sisi domestik, penyederhanaan perizinan menjadi perhatian utama. Tumpang tindih regulasi masih dianggap sebagai penghambat utama pertumbuhan ekonomi. Para pengusaha mendorong pemerintah menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif.

Dari sisi eksternal, kekhawatiran tak kalah besar: gejolak geopolitik, fluktuasi biaya energi, hingga kebijakan tarif internasional. Semua ini berpotensi menekan daya saing industri nasional, terutama di tengah transformasi teknologi dan perdagangan global yang makin tidak pasti.

Pentingnya Investasi SDM

Ketua DPP Apindo Jawa Timur, Eddy Widjanarko, menyebut bahwa tantangan dunia usaha di pusat dan daerah kini cenderung seragam. “Pendekatan tripartit—antara pengusaha, pekerja, dan pemerintah—menjadi sangat penting,” ujar Eddy.

Terutama dalam isu hubungan industrial yang harmonis dan investasi pada sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan vokasi, reskilling, dan upskilling.

“Rakerkonas ini bukan hanya forum tahunan. Ini momen menyatukan arah antara dunia usaha dan pemerintah di tengah perubahan teknologi yang sangat cepat,” Eddy menambahkan, Rabu (6/8/2025) malam.

Baca Juga  Resmi! Indonesia Pilih Jalur Diplomasi Hadapi Tarif Resiprokal AS

Senada dengan itu, Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani menegaskan bahwa investasi SDM bukan lagi opsi, tapi keharusan. Menurutnya, inovasi dan adopsi teknologi adalah nafas utama dunia usaha di era digital dan industri 4.0.

Rangkul Stakeholder Menuju Indonesia Emas

“Rakerkonas Apindo menjadi ruang aspirasi terbuka untuk menyamakan persepsi dengan pemerintah,” kata Shinta dalam sambutannya, sebagaimana ditirukan Eddy Widjanarko.

Sementara itu, Ketua DPP Apindo Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor. Ia menyebut pendekatan “jemput bola” harus berhalan, dengan cara merangkul pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, hingga media. Harapannya guna mencapai tujuan besar: Indonesia Emas 2045 tak hanya menjadi slogan.

Dari pihak pemerintah, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut baik semangat dalam rakerkonas ini. Ia menyebut konsep Indonesia Incorporated penting menjdi kompas usaha, termasuk dalam negosiasi dagang dengan mitra besar seperti Amerika Serikat.

“Pemerintah siap memberi commercial offer yang berbasis sinergi antara negara dan pelaku usaha,” ungkap mantan Ketua Partai Golkar ini.

Bedah Tantangan Klasik UMKM

Airlangga juga menyoroti kebutuhan tenaga kerja terampil, terutama untuk industri manufaktur di Jawa Barat. Di masa pemulihan ekonomi ini, kata dia, kolaborasi antara negara dan dunia usaha menjadi tulang punggung.

Beberapa pejabat tinggi negara turut hadir dalam rakerkonas kali ini: Menko Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Menteri UMKM Maman Abdurahman, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, serta Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Garut Abdusy Syakur Amin.

Baca Juga  AKD Rampung, Ini Daftar Pimpinan Komisi di DPRD Jatim 2024-2029

Di luar forum diskusi dan pleno, Apindo Expo & UMKM Fair 2025 turut terselenggara. Pameran ini menyoroti peran UMKM sebagai tulang punggung penyerapan tenaga kerja nasional. Namun tantangan klasik belum hilang: masalah pembiayaan, kemasan, hingga pemasaran tetap menghantui.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *