19 C
Malang
Selasa, September 17, 2024
KilasRefleksi HUT ke-79 Kemerdekaan RI, Sekretaris PWM Jatim: Persoalan Bangsa Masih Banyak

Refleksi HUT ke-79 Kemerdekaan RI, Sekretaris PWM Jatim: Persoalan Bangsa Masih Banyak

Prof Biyanto

SEKRETARIS Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Prof Biyanto, mengajak seluruh masyarakat untuk bersyukur atas kemerdekaan Indonesia yang kini telah menginjak usia 79 tahun. Menurutnya, peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI adalah momen penting yang harus dirayakan sebagai tanda syukur atas perkembangan dan kemajuan bangsa ini.

“Perayaan HUT ke-79 RI penting untuk disyukuri karena negeri ini terus bertumbuh dan berkembang,” ungkap Biyanto ketika diwawancarai oleh Maklumat.id di Surabaya pada Jumat (16/8/2024).

Namun, di balik kebanggaan ini, Biyanto juga menyoroti sejumlah persoalan yang masih menghambat kemajuan bangsa, seperti persoalan korupsi yang kian meluas, masalah ketenagakerjaan seperti pemutusan hubungan kerja (PHK), serta isu pengangguran dan kemiskinan yang belum terselesaikan.

“Kemudian ada komersialisasi pendidikan, intoleransi dalam berbagai bentuk, dan masih banyak lagi masalah yang perlu diatasi,” ungkap Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.

Lebih lanjut pria asal Lamongan itu berharap agar peringatan HUT Kemerdekaan RI di tahun ini bisa menjadi momentum untuk benar-benar memerdekakan bangsa dari berbagai masalah yang ada. “Kita memang sudah merdeka dari kolonialisme, namun sejatinya kita belum sepenuhnya merdeka dari berbagai problem dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tegasnya.

Biyanto juga menyinggung isu yang hangat diperbincangkan belakangan ini, yakni mengenai aturan baru yang mengharuskan anggota Paskibraka putri tahun 2024 untuk melepas jilbab. Menurutnya, aturan ini menjadi sebuah ironi di tengah kampanye toleransi dan kebebasan beragama.

“Aturan tersebut menjadi sebuah ironi ketika di satu sisi kita mengampanyekan toleransi, namun di sisi lain kita tidak menghormati hak seseorang untuk menjalankan keyakinannya,” kritik Biyanto.

Ia pun mengingatkan BPIP dan institusi kenegaraan lainnya, serta seluruh elemen masyarakat, untuk mengambil pelajaran dari polemik ini agar semakin memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

“Dalam semangat kebhinekaan yang menjadi motto nasional, adalah penting untuk tetap menghargai keyakinan setiap individu, termasuk hak muslimah untuk tetap berhijab sebagai bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara yang inklusif,” pungkasnya.

Reporter: Ubay NA 

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer