21.9 C
Malang
Senin, Maret 10, 2025
KilasSambut Ramadan 1446 H, Simak Sejumlah Pesan Wakil Ketua PWM Jatim Berikut!

Sambut Ramadan 1446 H, Simak Sejumlah Pesan Wakil Ketua PWM Jatim Berikut!

Wakil Ketua PWM Jatim, Dr Muhammad Sholihin Fanani MPSDM. (Foto: Ubay NA/ IST)
Wakil Ketua PWM Jatim, Dr Muhammad Sholihin Fanani MPSDM. (Foto: Ubay NA/ IST)

MAKLUMAT — Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Muhammad Sholihin Fanani, menyampaikan sejumlah pesan penting menyongsong bulan suci Ramadan 1446 Hijriah/2025 Masehi yang bakal jatuh bertepatan pada 1 Maret nanti.

“Pertama-tama kita harus mengikuti Maklumat PP Muhammadiyah, yang telah mengumumkan bahwa 1 Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada tanggal 1 Maret 2025 dan 1 Syawal 1446 Hijriah akan jatuh pada tanggal 31 Maret 2025,” bukanya kepada Maklumat.ID, Kamis (27/2/2025).

Kemudian, Sholihin mengajak seluruh umat Islam, terutama warga Muhammadiyah, agar menyambut datangnya Bulan Ramadan dengan penuh sukacita dan bergembira, dengan menyiapkan diri secara lahir dan batin, untuk menjalankan ibadah dengan khusyuk dan penuh keikhlasan.

“Kita harus bersyukur bahwa masih diberi kesempatan dan dipertemukan oleh Allah Swt dengan Ramadan 1446 Hijriah. Semua ini merupakan anugrah terindah dari Allah Swt,” ujar mubaligh yang akrab disapa Abah Shol itu.

Sebab itu, Sholihin juga mengajak umat Islam untuk menata hati dan jiwa dengan sungguh untuk menjalankan ibadah di Bulan Ramadan dengan sepenuh hati, serta diniatkan untuk mengambil segala keutamaan-keutamannya. “Hal ini harus dicanangkan dari sebelum Ramadan. Sehingga ketika Ramadan akan dengan mudah untuk menjalankannya,” katanya.

Sarana Kontemplasi Diri

Tak hanya itu, Sholihin menegaskan bahwa momentum Bulan Ramadan juga harus bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk melakukan kontemplasi diri.

“Mungkin selama ini masih banyak dosa-dosa yang kita lakukan baik secara sengaja maupun tidak. Oleh karena itu, Ramadan adalah waktu yang sangat tepat untuk bertaubat dan memperbaiki diri,” tandasnya.

Ia menjelaskan, puasa maupun ibadah-ibadah lainnya di Bulan Ramadan harus dijadikan sarana untuk memperbaiki diri, baik secara vertikal hubungan dengan Allah SWT (hablum min Allah), maupun secara horizontal hubungan dengan sesama manusia (hablum min annas).

“Secara sosial barakali kita banyak kesalahan, maka kita jadikan Bulan Ramadan ini untuk memperbaiki diri. Utamanya setelah Bulan Ramadan harus ada perubahan-perubahan yang lebih baik,” tegasnya.

Pendidikan Jasmani dan Rohani

Selain itu, Sholihin juga mengajak agar momentum Bulan Ramadan bisa menjadi semacam bulan pendidikan, baik bagi jasmani dan rohani. Hal itu bisa diimplementasikan dengan rajin mengikuti kalian-kajian keislaman, untuk menambah wawasan keagamaan kita. Bila perlu, kata dia, mendatangkan secara khusus guru-guru pembimbing agama.

“Lalu agar masjid-masjid, utamanya masjid-masjid Muhammadiyah harus menghidupkan malam-malam di Bulan Ramadan dengan berbagai macam kegiatan keislaman maupun kegiatan-kegiatan sosial,” terang mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang, Kota Surabaya itu.

Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menghormati bulan suci Ramadan dengan tidak melakukan hal-hal yang berpotensi dapat mengganggu kekhusyukan umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan.

“Harapannya juga agar pemerintah menertibkan kegiatan-kegiatan yang dapat atau berpotensi menganggu kekhusyukan umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan,” pintanya.

Menyikapi Perbedaan

Lebih lanjut, Sholihin juga mengajak umat Islam untuk dewasa dalam menyikapi perbedaan dalam penetapan awal Ramadan, seandainya nantinya terdapat perbedaan awal Ramadan ataupun Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.

Sebab, kata dia, perbedaan adalah bagian dari sunatullah. Selain itu, bahwa memang terdapat perbedaan pendekatan dan metode yang digunakan oleh pemerintah maupun sebagian kelompok umat Islam di Indonesia. Misalnya di Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal.

Ia menilai, Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) adalah alternatif solusi yang sangat pas untuk bisa menyatukan umat Islam, sehingga mendapatkan kepastian dalam penetapan awal dan akhir bulan-bulan yang krusial. Dengan adanya kepastian itu, umat Islam dapat fokus dalam beribadah dengan lebih tenang dan khusyuk.

Muhammadiyah sendiri, kata Sholihin, berdasarkan Musyawarah Nasional (Munas) Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) tengah menggalakkan sosialisasi penerapan KHGT. Harapannya, sistem kalender hijriah bagi umat Islam itu akan bisa diterapkan pada tahun 1447 Hijriah mendatang.

“Jika kita terjadi perbedaan penetapan awal Ramadan atau Hari Raya Idulfitri, agar saling menghormati dan menyikapi perbedaan dengan penuh kedewasaan,” pungkas Sholihin.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer