MAKLUMAT — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof Dr Abdul Mu’ti MEd menyampaikan pidato dalam Sidang Umum UNESCO dengan menggunakan Bahasa Indonesia, yang telah diakui sebagai salah satu bahasa resmi (official) pada forum-forum yang digelar badan khusus PBB itu.
Mengawali pidatonya dalam Sidang Umum PBB di Samarkand, Uzbekistan, pada Selasa (4/11/2025) itu, Mu’ti menyampaikan pantung singkat.
“Bunga selasih mekar di taman, petik setangkai buat ramuan. Terima kasih saya ucapkan, atas kesempatan menyampaikan pernyataan,” ucap Mu’ti membuka pidatonya.
Sekadar diketahui, pantun sendiri telah diakui oleh UNESCO pada akhir tahun 2020 lalu, sebagai warisan budaya tak benda.
Lebih lanjut, Mu’ti dalam pidatonya menggarisbawahi tantangan global yang terjadi saat ini, mulai dari krisis iklim, konflik, hingga kesenjangan pendidikan, sains, dan digital, yang menurutnya semakin melebar.
“Dalam konteks ini, peran dan mandat UNESCO menjadi esensial sebagai penuntun moral dan sumber pengetahuan global yang meneguhkan nilai kemanusiaan dan perdamaian. Untuk tujuan inilah, UNESCO harus menjadi kompas etika bagi peradaban dunia,” tandasnya.
Tak cuma itu, Mu’ti dalam pidatonya kembali menegaskan sikap dan posisi Indonesia dalam menyerukan perdamaian dunia, termasuk soal Gaza, Palestina.
Ia meminta agar komunitas global memastikan keselamatan para pelajar, pendidik, jurnalis, hingga relawan kemanusiaan di wilayah konflik tersebut. Selain itu, ia juga mendesak pemulihan segera dan total terhadap fasilitas-fasilitas pendidikan hingga cagar budaya yang rusak di wilayah tersebut.
“Sejalan dengan prinsip tersebut, Indonesia memandang perlu adanya perlindungan dan dukungan tanpa syarat bagi hak-hak fundamental di zona konflik, khususnya di Gaza, di mana hampir seluruh elemen peradaban dihancurkan dengan sengaja dan terancam hilang,” tegasnya.
“Kami mendesak komunitas global untuk memastikan keselamatan pelajar, pendidik, jurnalis, dan relawan kemanusiaan, serta pemulihan total fasilitas pendidikan dan cagar budaya yang rusak. Ini adalah pertaruhan martabat kemanusiaan yang harus kita menangkan,” sambung Mu’ti.
Dalam kesempatan itu, Mu’ti juga menegaskan bahwa Indonesia bersama seluruh negara anggota berkomitmen untuk memperkuat UNESCO sebagai ruang kolaborasi global yang berlandasrkan saling percaya, saling belajar, dan saling menghormati.
Menutup pidatonya di Sidang Umum UNESCO, pria yang juga merupakan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu kembali membacakan pantun.
“Dari Jakarta ke Samarkand, kota bersejarah nan menawan. Jika manusia bergandeng tangan, dunia indah penuh kedamaian. Terima kasih,” pungkas Mu’ti.