Satu Tahun Prabowo: LSI Beri Lima Rapor Biru, Ekonomi Satu-Satunya Merah

Satu Tahun Prabowo: LSI Beri Lima Rapor Biru, Ekonomi Satu-Satunya Merah

MAKLUMAT– Satu tahun memimpin pemerintahan, Presiden Prabowo Subianto mendapat penilaian beragam dari publik. Lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mencatat, dari enam bidang yang dinilai, lima mendapat rapor biru alias dinilai baik, sementara satu bidang, yakni ekonomi nasional mendapat rapor merah.

Peneliti LSI Adjie Alfaraby menjelaskan bidang yang dinilai positif meliputi sosial budaya, keamanan nasional, hukum nasional, politik nasional, dan hubungan internasional.

“Setahun pemerintahan Prabowo adalah momen krusial karena di situlah janji kampanye diuji,” ujar Adjie di Kantor LSI, Jakarta, Kamis (23/10).

Dari hasil survei, hubungan internasional mencetak skor tertinggi dengan 63,5 poin, diikuti sosial budaya (61 poin), keamanan nasional (48,5 poin), politik nasional (9,4 poin), dan hukum nasional (8,3 poin).Sedangkan ekonomi nasional justru minus 13,8 poin, menjadi  satu-satunya bidang dengan rapor merah.

Menurut Adjie, tingginya skor hubungan internasional tak lepas dari aktivitas Presiden Prabowo di panggung dunia, terutama lewat pidatonya di Sidang Umum PBB dan peran aktifnya dalam upaya perdamaian Gaza. Namun di sisi lain, ekonomi nasional dinilai publik sebagai titik lemah.

“Masalah lapangan kerja masih belum terpecahkan. Publik membandingkan situasi saat ini dengan tahun sebelumnya, dan daya beli menurun cukup signifikan,” jelasnya.

Survei LSI dilakukan pada 10–19 Oktober 2025 terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia dengan metode wawancara tatap muka dan margin of error ±2,9 persen.

Baca Juga  Hadiri Indonesia - Brazil Business Forum, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi

Hasil ini memberi gambaran kontras, Prabowo kuat di diplomasi, lemah di ekonomi. Sebuah peringatan dini bahwa tantangan tahun kedua pemerintahan akan ditentukan oleh kemampuan menggerakkan sektor riil dan menumbuhkan kepercayaan publik terhadap arah ekonomi nasional.

*) Penulis: R Giordano

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *