MAKLUMAT — Pasukan Zionis Israel terus melancarkan serangan militer di Gaza. Terbaru, Wakil Direktur Layanan Kedaruratan Sipil Gaza, Mohammad Morsi diketahui tewas usai serangan udara yang dilakukan Ahad (8/9/2024) waktu setempat.
Serangan tersebut juga menewaskan empat anggota keluarga Morsi dan tenaga kesehatan. Meski begitu, pihak Israel belum berkomentar soal insiden tersebut.
Sejak meletus perang Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu, tercatat total sudah 83 orang anggota keluarga Morsi tewas. Dilasir dari Reuters pada Senin (9/9/2024), Layanan Kedaruratan Sipil Gaza dalam pernyataannya membenarkan insiden tersebut. Salah seorang saksi mata mengatakan, tentara Israel telah meledakkan sejumlah rumah di Zeitoun, di pinggiran Kota Gaza, sekitar 5 kilometer dari Jabalia.
Tim medis mengaku prihatin karena tak dapat mengulurkan bantuan kepada warga yang dilaporkan terjebak dalam puing-puing rumah mereka, hingga diketahui sejumlah orang terluka.
“Kami mendengar pengeboman di Zeitoun, kami tahu mereka mengebom rumah-rumah di sana, kami tak bisa tidur karena rentetan suara ledakan, suara tank-tank dan drone yang tak berhenti berputar-putar,” kata seorang warga Gaza, yang tinggal sekitar 1 kilometer dari lokasi ledakan.
“Tentara Israel seperti menyapu wilayah Zeitoun sehingga dikhawatirkan masih ada orang-orang terjebak di dalam rumah mereka,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Gaza menyebut serangan militer Zionir Israel ke seluruh penjuru Gaza telah menewaskan sedikitnya 15 orang pada Ahad (8/9/2024). Layanan internet dan komunikasi juga mengalami gangguan akibat agresi militer Zionis Israel tersebut.
Warga Palestina mengatakan pemutusan sambungan internet dan komunikasi di Gaza sudah dialami berbulan-bulan sehingga berdampak pada kerja tim medis dalam mengerahkan ambulan ke area-area yang dijatuhi bom dan menyulitkan warga yang ingin tahu apakah kerabat mereka selamat atau tidak.
Di sisi lain, perundingan gencatan senjata Gaza antara Hamas dengan Israel masih bentuk. Kedua belah pihak saling menyalahkan atas kegagalan tim mediasi yang terdiri atas Qatar, Mesir, serta Amerika Serikat (AS).
Diketahui, dalam perundingan terakhir di Kairo, Mesir beberapa pekan lalu, Israel mengajukan syarat baru untuk mempertahankan pasukannya di Koridor Philadelphia yang membentang di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir. Hamas menolak mentah-mentah syarat tersebut dan menginginkan kesepakatan gencatan senjata permanen berdasarkan proposal yang diajukan Presiden AS Joe Biden pada Juli lalu.
Usai mandeknya perundingan gencatan senjata Gaza tersebut, AS saat ini juga dikabarkan tengah menyiapkan tawaran atau proposal baru. Meski begitu, sejumlah pihak menilai prospek terjadinya terobosan kesepakatan gencatan senjata di Gaza masih tampak suram, sebab posisi kesenjangan Hamas dan Israel yang sangat jauh.