MAKLUMAT — Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, menilai bahwa pengibaran bendera tengkorak bertopi ala One Piece tidak bisa disamakan sebagai bentuk pelecehan terhadap simbol negara.
“Selama tidak melecehkan Merah Putih, misalnya menempelkan simbol One Piece di atasnya, maka itu bukan pelanggaran serius,” ujarnya, dikutip dari laman resmi DPR RI, Senin (4/8/2025).
“Saya lihat juga (gambar bendera One Piece) posisinya di bawah Merah Putih,” sambung Willy.
Politisi Partai NasDem itu mengajak masyarakat untuk merespons secara proporsional dan tidak terjebak pada narasi yang membesar-besarkan persoalan tersebut.
“Membunuh nyamuk tidak perlu menggunakan granat atau mesiu. Responsnya harus tetap proporsional. Jangan sampai kita terjebak dalam provokasi,” selorohnya.
Ia melihat ekspresi semacam ini sering muncul dari kalangan muda yang memiliki semangat besar dalam menggugat ketidakadilan, meski tak jarang tanpa disertai nalar yang memadai. “Ekspresinya jadi sporadis, meskipun genuine dan unik,” tandasnya.
Menurut Willy, negara memiliki tugas utama untuk menghadirkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Jika itu benar-benar terwujud, ekspresi simbolik seperti bendera One Piece pun akan kehilangan relevansinya.
“Kalau negara hadir dengan keadilan dan kesejahteraan, bendera One Piece pun tak akan digubris, karena gugatan itu tak relevan,” sorotnya.
Meski demikian, Willy menolak pendekatan represif sebagai respons atas fenomena tersebut. Ia juga tidak mendorong adanya dialog langsung kepada pihak yang mengibarkan bendera.
“Fenomena semacam ini cukup dicermati dan dipahami. Jangan justru terjebak dalam provokasi,” tegasnya.
Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperbaiki saluran-saluran dialog dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Kalau tidak ada dialog, itu bukan bernegara, tapi berkuasa. Jangan-jangan ini muncul karena ruang-ruang dialog tersumbat,” sebutnya.
Lebih jauh, ia juga mengingatkan pentingnya memperjuangkan keadilan dengan cara yang tepat dan tidak merusak.
“Menggugat ketidakadilan itu bagus, tapi jangan salah alamat. Jangan lupa, Indonesia ini rumah kita. Kalau ada tikus di rumah, jangan rumahnya yang dibakar,” pungkas Willy.