MAKLUMAT – Anggota Komisi VII DPR RI Arizal Tom Liwafa menyorot sejumlah tantangan maupun peluang dalam pengembangan media publik.
Hal itu dia sampaikan usai mengikuti Raker Komisi VII DPR RI dengan Direktur Utama LPP RRI, Direktur Utama LPP TVRI, Direktur Utama Perum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara, serta Ketua Dewan Pengawas LPP RRI dan LPP TVRI, Senin (2/12/2024).
Tomli, panggilan akrabnya, mengungkapkan sejumlah poin yang ia sampaikan dalam Raker tersebut terkait optimalisasi peran lembaga penyiaran publik.
“Media seperti TVRI, RRI, dan Antara memiliki tanggung jawab besar untuk tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Tomli usai Raker di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (2/12/2024).
“Trafik dan kualitas program mereka harus terus ditingkatkan agar bisa bersaing, bahkan menjadi media rujukan seperti BBC di Inggris,” sambungnya.
Menurut Tomli, media publik sangat penting dan perlu untuk terus berionasi dalam menyajikan berita dan program-programnya.
“TVRI, misalnya, harus jemput bola. Banyak program potensial seperti Panji Petualang atau acara yang berkaitan dengan olahraga dan budaya yang bisa menarik minat publik,” sorotnya.
Tomli mengkritik sejumlah siaran dan program yang menurutnya kurang menarik, lantaran hanya menyajikan tayangan internal yang kurang diminati publik.
“Kita harus fokus pada program-program yang bisa membangun trafik, bukan hanya tayangan internal dengan daya tarik yang minim,” tambahnya.
Media Publik Harus Responsif dan Adaptif
Tomli juga menyinggung kurangnya pemberitaan tentang kiprah dan kegiatan-kegiatan anggota DPR, khususnya di Komisi VII yang sebenarnya merupakan mitra dari media publik seperti Antara, RRI, hingga TVRI.
“Mitra harus paham, anggota DPR itu dipilih karena memiliki sejarah popularitas dan elektoral yang tinggi,” tegasnya.
“Tapi kenapa di search engine nama kita justru sulit ditemukan? Media mitra harus lebih aktif meliput kegiatan kita agar pesan-pesan legislasi sampai ke masyarakat,” sorot Tomli.
Lebih lanjut, Tomli juga mengaku terdapat keluhan soal keterbatasan dana yang sering kali muncul dalam rapat.
Namun, politisi PAN itu mewanti-wanti jika pun terdapat penambahan anggaran, maka harus dibarengi dengan peningkatan kontribusi terhadap masyarakat.
“Tidak ada masalah dengan penambahan anggaran, tapi perlu diingat ini uang negara, uang rakyat. Jangan sampai dana ditambah, tapi manfaatnya untuk masyarakat tidak terlihat,” terangnya.
Tomli berharap, media publik ke depan bisa lebih responsif dan adaptif terhadap kebutuhan zaman, serta apa-apa saja informasi-informasi yang memang diperlukan dan diinginkan oleh masyarakat.
“Kita butuh media yang responsif, inovatif, dan mampu menjangkau masyarakat luas. TVRI, RRI, dan Antara punya potensi besar untuk itu, tapi harus ada upaya lebih serius untuk pembenahan infrastruktur, program, dan strategi komunikasi,” pungkas Tomli.