MAKLUMAT – Subholding PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) mencatat pertumbuhan arus curah cair sebesar 22,25 juta ton. Angka ini naik 4,8 persen secara tahunan atau year in year (yoy) pada triwulan ketiga 2025.
Pertumbuhan ini tak lepas dari masih tingginya permintaan crude palm oil (CPO) di sejumlah terminal, yang meliputi Belawan, Dumai, Teluk Bayur, Jamrud-Nilam-Mirah, Tanjung Wangi, Trisakti, dan Bagendang.
SPMT menguitp data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2024 luas perkebunan sawit mencapai 16,01 juta hectare. Sementara produksi sawit tembus 45,44 juta ton, dengan volume ekspor secara nasional mencapai 22,98 juta ton.
Adapun wilayah kerja SPMT Group tersebar di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan yang memberi kontribusi besar terhadap layanan terminal curah cair.
Farid Chairmawan selaku VP Komunikasi Korporasi SPMT, korporasi terus berkomitmen memperkuat kapabilitasnya layanan kargo curah cair.
“Kami terus memperkuat layanan bongkar muat kargo di seluruh terminal nonpetikemas. Di dalamnya termasuk curah cair, dengan mengoptimalkan fasilitas dan peralatan,” ujarnya, Jumat (7/11/2025).
Dukungan Digital Percepat Layanan
SPTM juga mendukung layanan dengan PTOS-M atau Pelindo Terminal Operating System Multipurpose, untuk mengoptimalkan layanan berbasis digital. Bagi entitas Pelindo Group ini, PTOS-M untuk mempercepat dan keseragaman layanan di seluruh terminal.
“Ini merefleksikan setiap proses layanan bongkar muat berjalan aman, efektif, dan efisien sehingga dapat mempersingkat port stay dan cargo stay,” ujar Farid menambahkan.
Fasilitas utama yang mendukung layanan bongkar muat curah cair meliputi pipeline and piperack, loading point area, platform, pigging system, jembatan timbang, serta mooring dolphins.
“SPMT akan terus berkomitmen menjadi penghubung utama antara potensi industri dan kebutuhan pasar dengan layanan andal,” Farid menegaskan.
Langkah SPMT tidak lagi sekadar mengalirkan komoditas. Operator nonpeti kemas ini akan terus mengalirkan nilai ekonomi baik di dalam negeri, regional, hingga tembus global.