Stok dan Harga Pangan di Surabaya Aman sampai Delapan Bulan

Stok dan Harga Pangan di Surabaya Aman sampai Delapan Bulan

MAKLUMAT – Pemerintah Kota Surabaya terus mengintensifkan pengawasan untuk menjaga harga pangan tetap stabil menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Langkah ini melibatkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan Kepolisian guna memastikan ketersediaan stok dan keamanan bahan pangan di pasaran.

Pemantauan langsung ke sejumlah titik strategis, mulai dari Pasar Pegirian, pangkalan LPG, toko modern, hingga distributor minyak goreng. Pengawasan ini untuk memastikan distribusi bahan pangan berjalan lancar dari hulu hingga hilir. Tujuan lain, mencegah potensi lonjakan harga di periode akhir tahun.

Ketua Tim Kerja Pengendalian dan Distribusi Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (BPSDA) Surabaya, Agung Supriyo Wibowo, mengatakan hasil pantauan menunjukkan kondisi harga pangan relatif stabil. Bahkan, beberapa komoditas utama mengalami penurunan dari pekan-pekan sebelumnya.

“Untuk saat ini relatif tidak ada harga yang naik. Cabai juga sudah turun. Cabai keriting sekarang di kisaran Rp60.000 per kilogram, cabai besar Rp35.000 per kilogram. Telur yang sebelumnya sempat naik di kisaran Rp30.000 per kilogram,” ujarnya, Selasa (23/12/2025).

Harga Pangan Kendalikan Inflasi

Stabilitas harga juga terlihat pada komoditas daging. Harga daging sapi kualitas premium di kisaran Rp140.000 per kilogram, sementara daging sapi nonpremium di rentang Rp90.000-Rp100.000 per kilogram. Adapun daging ayam dari Rp38.000 menjadi Rp33.000 per kilogram.

Selain harga, Pemkot Surabaya juga memastikan ketersediaan stok pangan dalam kondisi aman. Agung menyebut, berdasarkan indeks kecukupan pangan, Surabaya berada di angka 8,3. Artinya, stok pangan yang ada mampu mencukupi kebutuhan masyarakat hingga delapan bulan ke depan.

Baca Juga  Ketua Banggar DPR: Membaca APBN 2025 Jangan Sepotong-Sepotong, Ada Tiga Faktor Utama

“Untuk beras stoknya sangat aman dan relatif konstan. Meski minat masyarakat terhadap beras SPHP sedikit turun, karena beralih ke beras premium, secara umum cadangan pangan tetap mencukupi,” jelasnya.

Adapun ketersediaan minyak goreng, khususnya MinyaKita, permintaan masyarakat tergolong tinggi sehingga pasokan cepat terserap. Meski demikian, Agung memastikan ketersediaan minyak goreng di Surabaya masih aman.

Pemerintah Jamin Ketersediaan Kebutuhan Pangan

Dalam pengawasan tersebut, Pemkot Surabaya juga melibatkan Polres Pelabuhan Tanjung Perak dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan aspek keamanan pangan. Pemeriksaan dilakukan terhadap izin edar, masa kedaluwarsa, hingga kondisi kemasan produk di pasar tradisional dan toko modern.

Menjelang Nataru, Pemkot Surabaya mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembelian berlebihan atau panic buying. Ketersediaan pangan yang memadai perlu diimbangi dengan pola konsumsi yang bijak agar tidak menimbulkan pemborosan.

“Kami mohon masyarakat tetap tenang dan tidak berbelanja secara berlebihan. Stok aman dan mudah didapat, sehingga tidak perlu khawatir,” pungkas Agung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *