MAKLUMAT — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof Dr Abdul Mu’ti MEd menyampaikan sejumlah pesan penting bagi mahasiswa saat berkunjung ke Universitas Muhammadiyah (UM) Manado, Jumat (26/9/2025).
Dalam pidatonya, Mu’ti menekankan pentingnya pendidikan sebagai sarana peningkatan kualitas diri. Ia mengingatkan mahasiswa agar memanfaatkan kesempatan menempuh pendidikan tinggi dengan sebaik mungkin.
“Pendidikan merupakan alat mobilitas sosial vertikal yang paling mungkin dan yang paling bisa bertahan,” ujar Mu’ti, dalam keterangan yang diterima Maklumat.id, Sabtu (27/9/2025).
Menurutnya, kuliah tidak cukup hanya dengan menjadi akademisi murni, melainkan juga perlu dibarengi kompetensi lain. Ia mengutip tulisan Robert Kiyosaki yang membagi tipe mahasiswa menjadi beberapa kategori.
“Dalam salah satu buku yang ditulis oleh Robert Kiyosaki disebutkan ada beberapa tipe mahasiswa. Mahasiswa A adalah mahasiswa yang orientasinya hanya skor atau nilai. Itu tidak salah, tapi tidak cukup untuk dunia yang berubah secara cepat seperti sekarang,” terang Mu’ti.
Ia kemudian menambahkan, ada mahasiswa C yang secara akademik tidak cumlaude tetapi memiliki kreativitas tinggi, serta mahasiswa AC yang memiliki akademik bagus sekaligus kreatif. Namun, menurutnya generasi masa depan perlu lebih dari itu.
“Namun menurut saya, AC saja tidak cukup, bagi saya mahasiswa perlu menjadi mahasiswa yang ACC memiliki kemampuan akademik (academic) yang bagus, kreatifitas tinggi (creativity) dan kompetensi (competency) kerja masa depan,” imbuhnya.
Mu’ti menegaskan, salah satu kompetensi yang penting dimiliki adalah kepemimpinan atau leadership. Hal itu, menurutnya, menjadi kompetensi yang dibutuhkan di hampir semua bidang pekerjaan.
Ia juga membagikan pengalamannya saat kuliah, di mana nilai akademiknya tidak terlalu menonjol, tetapi ia mendapat banyak kesempatan karena mengasah kemampuan kepemimpinan melalui organisasi.
“Sebagai mahasiswa saya IPK saya tidak bagus-bagus amat, biasa-biasa saja namun saat teman-teman mendapat beasiswa saya juga bisa dapat beasiswa. Saya menjadi penerima beasiswa Supersemar dan beasiswa AUSAID untuk kuliah di Australia. Tapi yang bisa membuat saya menjadi menteri bukan itu, tapi kemampuan leadership yang saya asah karena saya aktif di IMM, mulai dari Komisariat di IAIN Walisongo hingga jadi ketua DPD IMM Jawa Tengah. Lalu setelah dari IMM saya lanjut ke Pemuda Muhammadiyah hingga menjadi ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah. Setelah itu saya menjadi sekretaris di PWM Jawa Tengah, lalu sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, kemudian Sekretaris PP Muhammadiyah dan saat ini telah menjadi Sekretaris Umum PP Muhammadiyah selama 2 Periode,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Abdul Mu’ti juga mengingatkan para mahasiswa agar tidak menjadi 3K alias yang hanya berkutat di kos-kosan, kampus, dan kantin.
“Kalian harus menjadi Mahasiswa yang ACC tadi itu. Sekali lagi saya mengajak adik-adik untuk selalu semangat dan memiliki stamina intelektual yang tinggi,” tegasnya.
Ia pun merekomendasikan buku berjudul Mindset karya Carol Dweck sebagai bacaan yang relevan bagi mahasiswa. Buku tersebut, menurutnya, sejalan dengan nilai-nilai Islam.
“Dalam buku itu disebutkan kalau orang mau maju dia harus punya pikiran bahwa dia harus maju. Buku itu ditulis bukan oleh seorang muslim, tapi isinya menurut saya sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-Ra’d, Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, kalau kaum itu tidak merubah apa yang ada dalam mindset mereka itu,” jelas Mu’ti.
“Kalau mindset berubah, maka kepribadian berubah. Kalau individu berubah, maka bangsa akan berubah. Inilah yang ingin kita bangun bersama-sama,” pungkas pria yang juga menjabat Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu.