Terik Menyengat, Jamaah Haji Padati Mina untuk Hari Tarwiyah

Terik Menyengat, Jamaah Haji Padati Mina untuk Hari Tarwiyah

MAKLUMATTerik matahari tak menyurutkan semangat dua juta lebih jamaah haji yang mulai memadati Mina sejak Rabu (4/6/2025) pagi. Mereka bergerak dari berbagai penjuru Makkah, menapaki jejak Nabi Muhammad SAW untuk menunaikan Hari Tarwiyah — sebuah momen penting sebelum puncak ibadah haji, Wukuf di Arafah.

Angin panas menggulung lembah Mina, sementara jamaah terus berdatangan. Mereka membawa harapan, doa, dan niat suci yang terucap dalam lantunan Talbiyah. Suara itu bergema dari tenda ke tenda, menyatu dalam satu tujuan: memenuhi panggilan Ilahi.

Petugas mengarahkan pergerakan dengan sigap. Ambulans lalu-lalang di jalur yang telah disterilkan. Drone kesehatan melintasi langit Mina, siap mengirim bantuan medis ke area yang sulit dijangkau. Otoritas Saudi seperti dilaporkan Arab News mengerahkan seluruh daya untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan para tamu Allah.

Langkah Tertib, Layanan Maksimal

Kementerian Haji dan Umrah bersama aparat keamanan Arab Saudi menjalankan rencana lalu lintas secara presisi. Ratusan ribu jamaah berpindah dari Makkah ke Mina dalam gelombang besar namun teratur. Pengawasan udara memantau setiap pergerakan, memastikan jalur tetap lancar dan aman.

Tenda-tenda putih memenuhi setiap sudut Mina. Petugas memasang AC, mendistribusikan makanan dan air minum, serta memeriksa instalasi listrik demi kenyamanan jamaah. Di dalam tenda, jamaah duduk bersila, berdoa, dan menyesuaikan diri dengan jadwal ibadah. Sebagian membaca Al-Qur’an, sebagian lagi menatap langit sambil memejamkan mata, menikmati momen spiritual di tempat suci.

Baca Juga  Mahasiswa Lumajang Demo di DPRD: Tuntut DPR RI Kawal Putusan MK

Kesiapsiagaan Medis Tanpa Celah

Kementerian Kesehatan Arab Saudi tak tinggal diam. Mereka mengaktifkan sistem layanan medis terpadu, memperluas kapasitas tempat tidur hingga 60 persen dari tahun sebelumnya. Petugas medis mendirikan tiga rumah sakit lapangan tambahan dan menempatkan 71 titik tanggap darurat di area strategis.

Lebih dari 50.000 tenaga medis dan teknis dikerahkan. Tim medis melakukan 16 operasi jantung terbuka, 148 prosedur kateterisasi, dan menangani puluhan kasus kelelahan akibat panas. Teknologi canggih seperti ECMO dan konsultasi virtual mulai digunakan di lokasi suci — sebuah lompatan besar dalam pelayanan kesehatan ibadah haji.

“Kami memantau kondisi jamaah secara real-time,” ujar Khalid Al-Tala, juru bicara Kementerian Kesehatan. “Hingga hari ketujuh Dzulhijjah, tidak ada kasus wabah atau masalah kesehatan besar. Kami terus siaga.”

Pusat panggilan 937 melayani dalam berbagai bahasa selama 24 jam penuh, siap menjawab kebutuhan medis jamaah, dari pertanyaan ringan hingga keadaan darurat.

Kesan Positif dari Jamaah

Fatima Al-Sayed, jamaah asal Mesir, mengungkapkan rasa syukurnya atas pelayanan yang ia terima. “Sejak tiba di Mina, kami langsung merasakan kesiapan dan perhatian luar biasa dari otoritas Saudi,” katanya.

Ia menambahkan, “Tenda kami bersih, sejuk, dan terorganisasi. Petugas membagikan makanan dengan cepat, dan layanan medis sangat mudah diakses. Kami merasa aman.”

Al-Sayed juga memuji pengaturan kerumunan dan transportasi yang berjalan rapi. “Kami tahu jumlah jamaah sangat banyak, tapi tidak terasa kacau. Semuanya diatur dengan sangat profesional.”

Baca Juga  Meski Potensial, Anies dan Cak Imin Tidak Akan Maju Pilgub

Lembah Suci, Persiapan Menuju Arafah

Mina, yang hanya dihuni setahun sekali, kini berubah menjadi kota tenda. Diapit pegunungan, lembah ini menjadi titik fokus spiritualitas menjelang Hari Arafah. Di sisi barat, Mina berbatasan dengan area Jamarat — lokasi melempar jumrah. Di sisi timur, lembah Muhassir menyimpan jejak sejarah tahun Gajah, saat pasukan Abrahah gagal menghancurkan Kakbah.

Malam ini, jutaan jamaah akan bermalam di Mina. Mereka akan memulai perjalanan ke Arafah saat fajar menyingsing. Di sana, mereka akan berdiri, berdoa, dan menangis dalam puncak ibadah haji — Wukuf, saat langit dan bumi menyaksikan kerendahan hati umat manusia di hadapan Tuhannya.

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *