30 C
Malang
Jumat, Mei 17, 2024
KilasTerima Salam dari Presiden Erdogan, Muhammadiyah Puji Kesuksesan Turkiye Lawan Islamophobia Dunia

Terima Salam dari Presiden Erdogan, Muhammadiyah Puji Kesuksesan Turkiye Lawan Islamophobia Dunia

Ketum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir (kanan) serahkan cinderamata kepada Dubes Turkiye Talip Küçükcan

DUTA Besar Turkiye untuk Republik Indonesia, Talip Küçükcan bersilaturahmi dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Selasa (26/9). Pertemuan kedua belah pihak berlangsung di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat.

Talip dalam pertemuan tersebut menyampaikan salam dari Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan bagi Persyarikatan Muhammadiyah. “Ada amanat dari Bapak Presiden Erdogan, semoga di masa depan ada kerja sama dan program berkelanjutan antara Turkiye dengan Muhammadiyah,” ungkapnya.

Talip kemudian menyampaikan undangan Pemerintah Turkiye bagi Muhammadiyah untuk bisa hadir dalam konferensi pendidikan internasional di Turkiye. Agenda tersebut rencananya digelar bulan depan.

“Pemerintah Turkiye juga merekognisi peran meluas Muhammadiyah di bidang sosial, keumatan, dan kemanusiaan semesta,” kata Talip yang datang ditemani Third Secretariat, Muhammad Kilinc.

Kedatangan Dubes Turkiye disambut baik oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir beserta Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafiq A Mughni, dan Anwar Abbas. Prof Haedar dalam kesempatan itu turut menyampaikan salam balik kepada Presiden Erdogan.

Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu mengatakan, Muhammadiyah siap bekerja sama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan berbagai usaha untuk memajukan umat dan peradaban Islam modern di tingkat global.

Apalagi, Turkiye menurut Haedar adalah role model ideal pertemuan antara Islam dan modernitas, yang bahkan bisa bersaing dengan negara-negara maju di Eropa.

“Kami Muhammadiyah sudah banyak berkomunikasi dan berkolaborasi dengan Turkiye sejak lama, dan ini menegaskan bahwa hubungan Turkiye dengan Muhammadiyah harus kita tingkatkan,” ujarnya.

Selain membahas peluang peningkatan kerja sama di bidang pendidikan dan kesehatan, Haedar juga menyampaikan bahwa umat Islam masih memiliki hutang peradaban, yaitu soal kalender Islam global.

“Kita punya hutang peradaban karena sampai saat ini belum punya kalender global. Karena itu peran Turkiye sangat penting untuk menuju ke situ,” kata Haedar menyinggung Hasil Kongres Internasional Kesatuan Kalender 2016 di Istanbul.

Haedar menegaskan, dengan besarnya potensi kekuatan kaum muslimin di Indonesia dan Turkiye, diharapkan bisa menjadi modal untuk menyatukan kembali persatuan di antara dunia Islam.

“Turkiye dan Indonesia perlu mengambil peran menyatukan dunia Islam yang sempat terpecah oleh peristiwa Arab Spring. Kami sampaikan apresiasi atas peran Turkiye dalam melawan fenomena Islamopobhia di dunia global secara elegan,” tandasnya. (*)

Reporter: Ubay NA

Editor: Aan Hariyanto

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer