TPID Surabaya Klaim Harga Bahan Pokok, Cabai, dan Tomat Masih Stabil

TPID Surabaya Klaim Harga Bahan Pokok, Cabai, dan Tomat Masih Stabil

MAKLUMAT — Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Surabaya terus melakukan pemantauan terhadap harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar. Pemantauan ini dilakukan setiap hari guna memastikan ketersediaan bahan pangan dan menjaga stabilitas harga di tengah perubahan musim.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, menyampaikan bahwa harga beberapa komoditas utama seperti cabai dan tomat saat ini masih dalam kondisi stabil.

“Kami kan (TPID) melakukan pemantauan setiap hari. Dari data kami, harga tomat sayur dan cabai itu masih stabil, harganya masih sama, tidak terjadi peningkatan,” kata Antiek dalam keterangan tertulis, Selasa (29/7/2025).

Ia menjelaskan bahwa harga cabai rawit merah bahkan mengalami penurunan sejak awal Juli 2025. Pada minggu pertama, harga beli cabai rawit merah tercatat sebesar Rp56.020 per kilogram dengan harga jual Rp62.380 per kilogram. Harga sempat naik di minggu kedua menjadi Rp58.422 dan Rp64.822 per kilogram.

Namun pada minggu ketiga, harga turun ke Rp48.953 untuk harga beli dan Rp55.140 untuk harga jual. Tren penurunan berlanjut hingga minggu keempat, dengan harga beli di angka Rp37.963 dan harga jual Rp44.148 per kilogram.

Pergerakan harga tomat sayur juga menunjukkan pola serupa. Pada minggu pertama Juli, harga beli tomat ada di kisaran Rp24.100 per kilogram dan harga jual Rp27.800. Naik tipis di minggu kedua, harga beli mencapai Rp25.563 dengan harga jual Rp29.625.

Baca Juga  KPK Panggil Eks Menkumham Yasonna Laoly sebagai Saksi Jumat Besok, Terkait Harun Masiku?

Kemudian di minggu ketiga, harga kembali turun ke Rp24.400 dan Rp28.200. Hingga minggu keempat, harga beli tomat anjlok ke Rp19.500 dan harga jualnya Rp24.333 per kilogram.

“Justru di bulan Juli ini mengalami penurunan harga. Karena data kita ini kan setiap hari harus dilaporkan, kami juga mencoba melakukan pengecekan baik melalui aplikasi yang dimiliki oleh provinsi maupun yang di pemerintah kota, termasuk yang ada di pasar-pasar,” jelas Antiek.

Ia memastikan bahwa perubahan cuaca, termasuk musim dingin atau bediding yang terjadi di beberapa wilayah Jawa Timur, tidak memengaruhi produksi cabai dan tomat yang masuk ke Surabaya. Sebagian besar pasokan, kata Antiek, berasal dari daerah seperti Kediri, Blitar, dan Pasuruan.

“Pasokan cabai rawit merah dan tomat sayur ini kebanyakan kita dapatkan dari daerah di Jatim. Diantaranya ada Kediri, Blitar, Pasuruan dan masih ada beberapa daerah lainnya. Artinya selama ini juga tidak ada kendala dan pengaruhnya sama komoditas ini,” ucapnya.

Antiek menambahkan, TPID Surabaya juga terus menjalin komunikasi intensif dengan Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) dari berbagai daerah penghasil. Hal ini dilakukan agar distribusi tetap lancar dan harga tetap terkendali.

“Sampai saat ini, kami terus berkomunikasi dengan daerah penghasil (cabai). Harganya tetap stabil, meskipun ada sejumlah daerah yang permintaan cabainya meningkat,” ujarnya.

Ia mengimbau warga agar tidak khawatir terhadap ketersediaan komoditas di pasar. Ia juga mengingatkan pentingnya mengonsumsi bahan pangan secara bijak untuk menghindari pemborosan.

Baca Juga  Sampah Selalu Datang Lagi: Cerita DLH Surabaya Menjaga Sungai Pegirian Tetap Mengalir

“Yang terpenting adalah masyarakat harus bisa mengonsumsi secukupnya sehingga tidak banyak yang terbuang. Jika dikonsumsi secara berlebihan, justru akan menyebabkan food waste (terbuang sia-sia) semuanya. Jadi stoknya aman, sampai hari ini kita pastikan aman,” tandasnya.

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *