22.7 C
Malang
Senin, Februari 3, 2025
KilasUmat Islam Didorong Berperan Aktif Hadapi Krisis Iklim

Umat Islam Didorong Berperan Aktif Hadapi Krisis Iklim

Anggota Bidang Kajian Politik Sumber Daya Alam LHKP PP Muhammadiyah Parid Ridwanuddin, menjadi narasumber Kajian Santri Cendekia Forum #2 yang bertema “Peran Umat Islam Terkait Isu Lingkungan di Kancah Internasional” di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan pada Sabtu (1/2/2025) malam. Foto:IST

MAKLUMATUmat Islam memiliki peran strategis dalam menghadapi krisis lingkungan global. Kesadaran ini menjadi sorotan utama dalam kajian bertajuk “Peran Umat Islam Terkait Isu Lingkungan di Kancah Internasional” yang digelar Santri Cendekia Forum di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,  Sabtu (1/2/2025) malam.

Parid Ridwanuddin, Program Manager GreenFaith Indonesia sekaligus dosen Universitas Paramadina, mengingatkan bahwa krisis iklim semakin mengkhawatirkan. Ia mengutip Surah Ar-Rum ayat 41 yang menyatakan bahwa kerusakan lingkungan terjadi akibat ulah manusia. “Banjir, longsor, dan pencemaran lingkungan bukan sekadar fenomena alam, tetapi dampak dari eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya,” ujarnya.

Menurut Parid, dunia kini menghadapi fase “pendidihan global” (global boiling), di mana suhu bumi terus meningkat akibat emisi gas rumah kaca yang tak terkendali. Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China menjadi penyumbang terbesar emisi global. Selain itu, industri militer dan perusahaan energi fosil juga berkontribusi besar terhadap krisis ini.

Di Indonesia, dampak krisis iklim semakin terasa. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan lebih dari 40 juta orang mengungsi akibat bencana ekologis dalam lima tahun terakhir. Parid menegaskan, fenomena ini bukan sekadar angka, melainkan tragedi kemanusiaan yang harus segera diatasi.

Parid menekankan bahwa umat Islam memiliki tanggung jawab moral dalam pelestarian lingkungan. Dalam Islam, alam dipandang sebagai ayat kauniyah, tanda kebesaran Allah yang harus dijaga. Namun, kesadaran ini kerap terabaikan dalam kehidupan modern.

Langkah Konkret

Untuk itu, Parid mengusulkan beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan umat Islam. Pertama, memasukkan isu lingkungan ke dalam kurikulum pendidikan guna menumbuhkan kesadaran sejak dini. Kedua, mendorong gerakan lokal seperti penghijauan, pengurangan sampah plastik, dan kedaulatan pangan berbasis komunitas.

Ketiga, berperan dalam advokasi kebijakan yang mendukung kelestarian lingkungan, termasuk tata ruang berkelanjutan dan pengurangan emisi karbon. Keempat, membangun kolaborasi lintas agama untuk mengampanyekan pelestarian lingkungan. Kelima, menggunakan dakwah berbasis data untuk menyebarkan kesadaran melalui media massa.

Kurangi Plastik dan Tanam Pohon

Diskusi ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang melibatkan peserta dalam pembahasan langkah-langkah konkret yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Parid mengingatkan bahwa tanggung jawab menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah atau aktivis, tetapi kewajiban bersama.

“Kita bisa mulai dari hal sederhana, seperti mengurangi plastik, menanam pohon, dan memilih produk lokal. Ini bagian dari menjaga bumi sebagai amanah Allah,” katanya.

Sebanyak 91 peserta mengikuti kajian secara luring, dan lebih dari 43 orang melalui live streaming YouTube GreenFaith Indonesia. Diskusi ini menjadi awal bagi umat Islam untuk lebih aktif dalam pelestarian lingkungan dan menghadapi krisis iklim global.

 

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer