MAKLUMAT – Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) kembali menunjukkan komitmennya terhadap perjuangan rakyat Palestina. Melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), UMJ menggelar acara bedah buku “Rencana Strategis Pembebasan Masjid Al-Aqsa” karya Prof. Abd Al-Fattah El-Awaisi pada Selasa (6/5/2025) lalu. Kegiatan ini diadakan secara hybrid, berlangsung di Auditorium Kasman Singodimedjo dan via Zoom.
Buku ini diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah dan diberi pengantar oleh dua tokoh besar: Sekretaris Umum PP Muhammadiyah yang juga Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed, serta Rektor UMJ, Prof. Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy, M.Si. Buku ini bisa dibeli melalui marketplace Jagalaba, milik Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU).
Dalam sambutannya, Rektor UMJ menyampaikan bahwa isu Palestina bukan sekadar konflik antara Hamas dan Israel. “Ini menyangkut geopolitik dan geoekonomi dunia. Banyak negara memiliki kepentingan di Palestina, dan banyak juga yang takut pada Israel,” tegas Ma’mun dalam keterangan tertulis kepada Maklumat.id, Kamis (15/5/2025). Meski begitu, ia optimistis Indonesia tetap konsisten mendukung kemerdekaan Palestina.
Prof. Abd Al-Fattah El-Awaisi, sang penulis, mengatakan bahwa buku ini merupakan hasil penelitian selama 30 tahun. Ia menyebut tiap versi bukunya sebagai “anak-anak” yang lahir dari perjuangan panjangnya. “Versi terbaru ini adalah yang terbaik. Buku ini berisi seluruh pengetahuan saya tentang strategi membebaskan Masjid Al-Aqsa,” kata Abd Al-Fattah El-Awaisi.
Menurutnya, ilmu adalah bentuk jihad. “Selama 108 tahun umat Islam belum pernah punya rencana strategis untuk membebaskan Al-Aqsa. Saya marah pada diri saya sendiri dan para intelektual Muslim karena hal ini,” ujarnya. Maka dari itu, bersama Ghufron Mustaqim dari Serikat Usaha Muhammadiyah, ia membentuk Saladin Community, komunitas lintas profesi yang ingin membebaskan Baitul Maqdis dengan dasar ilmu dan strategi.
Acara ini menghadirkan tiga pembicara lainnya, yaitu Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim (Ketua MUI Pusat Bidang Hubungan Luar Negeri), Dr. Saiful Bahri (Ketua Program Studi Doktor Manajemen Pendidikan Islam UMJ), dan Dr. Asep Setiawan (Associate Professor UMJ).
Ketergantungan Umat Islam
Sudarnoto mengkritik ketergantungan umat Islam terhadap ilmu dari sistem kapitalistik barat. “Ilmu dari peradaban barat tidak bisa menjadi harapan. Kita perlu membangun ilmu dari nilai-nilai Islam sendiri,” katanya. Hal ini diamini oleh Saiful Bahri, yang menegaskan pentingnya pendekatan akademik dalam perjuangan membela Palestina.
“Kalau kita punya pondasi ilmu yang kuat, maka perjuangan tidak akan dilakukan dengan emosi. Tapi dengan pemahaman dari Al-Qur’an dan Hadis,” kata Saiful. Ia juga menekankan pentingnya penggunaan istilah Baitul Maqdis sebagai bagian dari pelurusan makna dan sejarah.
Sementara itu, Asep Setiawan menjelaskan bahwa pembebasan Al-Aqsa harus dimulai dari rekonstruksi strategi geopolitik Islam. “Buku ini menyajikan pendekatan yang menyatukan spiritualitas, strategi, dan kesadaran kolektif umat Islam,” ujarnya.
Acara ini diikuti oleh lebih dari 300 peserta dari berbagai kalangan, baik secara langsung maupun daring. Bedah buku ini bukan hanya menjadi ruang intelektual, tapi juga bentuk nyata konsistensi UMJ dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.