Umsida Jalin Kerja Sama dengan PPLS, Dorong Pemanfaatan Potensi di Daerah Luapan Lumpur Sidoarjo

Umsida Jalin Kerja Sama dengan PPLS, Dorong Pemanfaatan Potensi di Daerah Luapan Lumpur Sidoarjo

MAKLUMAT — Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengadakan diskusi awal kerja sama, menggandeng Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS) untuk memanfaatkan potensi yang bisa dikembangkan di daerah luapan lumpur Sidoarjo, Rabu (11/6/2025).

Kerja sama ini didasari oleh penelitian dosen Agroteknologi Umsida,Intan Rohma Nurmalasari SP MP, yang menemukan adanya tumbuhan pionir atau tumbuhan perintis yang mengandung bahan logam dan tumbuh di daerah luapan lumpur. Apalagi tumbuhan tersebut juga ditemukan di zona luapan yang masuk kategori sangat berbahaya.

Pertemuan tersebut bertujuan untuk mengembangkan kolaborasi riset dan hilirisasi produk inovasi antara institusi pendidikan tinggi dan lembaga penanganan lingkungan. Sejumlah pihak terkait hadir dan membahas hal ini, antara lain Wakil Rektor III Umsida, Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), Dekan Fakultas Sains dan teknologi (FST), beberapa Kepala Pusat Studi Umsida, dan sepuluh delegasi dari PPLS.

Inovasi untuk Pengembangan Ekosistem

Direktur DRPM Umsida, Dr Sigit Hermawan SE MSi menyambut baik adanya kerja sama dengan PPLS ini mengingat Umsida juga memiliki banyak peneliti yang bisa mengulik potensi setempat dan menghasilkan banyak inovasi. “Ini juga termasuk dalam hibah inovasi hilirisasi Umsida. Ini merupakan langkah kami agar kerja sama Umsida dengan lembaga penanganan lingkungan bisa memberikan dampak positif baik bagi lingkungan maupun sosial,” kata dosen Prodi Akuntansi itu.

Sementara itu, Wakil Rektor III Umsida, Dr Nurdyansyah MPd, menyampaikan bahwa saat Umsida sudah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo sejak 2018 lalu dan diperpanjang hingga 2029. “Kami mencoba melakukan hilirisasi riset dan inovasi dosen Umsida agar trak hanya berhenti di dokumen saja,” ujarnya.

Baca Juga  Perguruan Tinggi Harus Menjadi Penggerak Transformasi Sosial dan Ekonomi Berkelanjutan

Setelah riset tersebut sudah terpublikasi, imbuhnya, ada sebuah keberlanjutan riset tersebut yang dikoordinasikan dengan instansi luar seperti Pemkab, PPLS, hingga Pemprov. “Maka kerja sama dengan PPLS ini saya harap akan ada inovasi baru yang bisa diterapkan dan dikolaborasikan dengan para peneliti di Umsida,” sebut Nurdyansyah.

Hal tersebut, katanya, sangat perlu ditingkatkan di semua ranah termasuk 12 pusat studi yang ada di Umsida. “Semoga program ini tak hanya disampaikan saja, tapi bisa ditindaklanjuti bersama dan menjadi momentum yang baik bagi kedua pihak dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tandasnya.

PPLS Siap Fasilitasi dan Data Luapan Lumpur

Kerja sama Umsida dan PPLS untuk pemanfaatan potensi luapan lumpur Sidoarjo. (Foto: Humas Umsida)
Kerja sama Umsida dan PPLS untuk pemanfaatan potensi luapan lumpur Sidoarjo. (Foto: Humas Umsida)

Di sisi lain, PPLS juga menyambut baik inovasi dosen Umsida tersebut. Kepala Bidang Perencanaan PPLS, Zulyana Tandju ST MT mengatakan bahwa ini merupakan kelanjutan atas riset dosen Umsida yang meneliti lumpur Sidoarjo.

“Kami bertugas untuk mengawasi pengaliran lumpur, pembangunan dan pemeliharaan tanggul, penanganan masalah sosial, serta penataan kawasan,” katanya.

Dalam menjalankan tugas tersebut, tambahnya, diimplementasikan dalam 11 fungsi yang salah satunya adalah kolaborasi dengan akademisi. “PPLS adalah fasilitator kawasan sebagai laboratorium alam bencana geologi sebagai fungsi riset dan edukasi,” terang Ana—panggilan akrab Zulyana Tandju.

PPLS juga menegaskan kesiapannya untuk memfasilitasi dalam penataan, pemanfaatan, serta pengelolaan kawasan lumpur Sidoarjo untuk geowisata, industri, dan pemukiman, serta pengembangan potensi pemanfaatan lumpur Sidoarjo.

Baca Juga  Masih Banyak Produk Skincare Ilegal, Dosen FK Umsida Soroti Minimnya Edukasi Masyarakat

Dalam kesempatan itu, Ana juga mengenang kembali tragedi mengenaskan yang menimpa Kabupaten Sidoarjo 19 tahun silam. Menurutnya, tragedi yang sampai saat ini masih meluap hingga memunculkan pulau akibat endapan lumpur, merupakan kebencanaan yang menjadi kebermanfaatan yang aman dan terus berdandan.

We are living in harmony with mud volcano. Kebencanaan bisa tetap ada, tapi kita bisa hidup berdampingan. Tidak semua kebencanaan membawa bencana, tapi di balik bencana terdapat kemanfaatan” jelasnya.

Dari temuan di lumpur Sidoarjo oleh Intan, Ana menyebut bahwa masyarakat tidak bisa pergi dari daerah bencana namun bisa melakukan mitigasi dan memanfaatkan apa yang ada.

PPLS sendiri, ungkap Anak, telah menerima banyak kunjungan dari dalam dan luar negeri khususnya para peneliti, namun penelitian tersebut belum efisien. “Kesulitan kami adalah hasil penelitian tidak kembali ke kami,” kata dia.

Ia berharap diskusi ini ada embrio yang bisa dikembangkan dan hasil penelitian bisa direkap untuk kelengkapan data. “Jadi siapapun yang ingin mengetahui potensi dan hasil penelitian sebelumnya, bisa didapatkan dan mudah diakses,” pungkas Ana.

Sekadar diketahui, PPLS saat ini telah membagi zona luapan lumpur Sidoarjo dari zona sangat berbahaya hingga sangat aman yang ada di kawasan seluas 1.160,75 hektare.

*) Penulis: Romadhona S / Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *