
MAKLUMAT – Ratusan kader Nasyiatul Aisyiyah (Nasyiah) semakin mantap menatap peran strategis di politik setelah mengikuti studium general bersama Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, pada Sabtu (15/2).
Acara yang berlangsung di Pusdiklatbangprof Kementerian Sosial RI, Jakarta, ini menjadi ajang diskusi hangat soal perempuan, politik, dan strategi memperkuat peran MPR dalam pembangunan berperspektif gender.
Dalam paparannya, Eddy menegaskan bahwa perempuan tak boleh terus-menerus didomestifikasi. “Peran perempuan sangat luas dan teruji. Ruang aktualisasi perempuan harus dibuka seluas-luasnya!” tegasnya di hadapan kader Nasyiah dari seluruh Indonesia.
Menurutnya, keterwakilan 30 persen perempuan di parlemen bukan sekadar angka. Lebih dari itu, ini adalah peluang untuk membawa suara perempuan dalam pengambilan kebijakan strategis. “Kita butuh lebih banyak perempuan di kursi parlemen agar demokrasi makin berkualitas,” ujar Eddy dilansir dari laman Nasyiah.
Eddy pun mengajak kader Nasyiah untuk berani mengambil peran. Ia menekankan bahwa perempuan juga punya posisi penting dalam mendorong ekonomi sirkular. “Ayo kita cari isu yang paling dekat dengan Nasyiah dan perjuangkan bersama,” ajaknya penuh semangat.
Sebagai politikus yang lama berkecimpung di dunia perbankan, Eddy membagikan pesan berharga bagi kader Nasyiah yang ingin terjun ke politik. Ia menekankan pentingnya kesiapan mental dan finansial sebelum melangkah lebih jauh.
“Kita harus siap lahir batin. Selesaikan dulu urusan finansial, pastikan dapur kita mengebul. Jangan lihat ratusan kursi di parlemen sebagai lowongan kerja baru, tapi sebagai kesempatan untuk mengabdi dan berkorban,” pesannya.