29.7 C
Malang
Sabtu, Mei 11, 2024
KilasWakil Ketua PDM Lamongan: Indonesia Butuh Pemimpin yang Bisa Membawa Perubahan

Wakil Ketua PDM Lamongan: Indonesia Butuh Pemimpin yang Bisa Membawa Perubahan

Wakil Ketua PDM Lamongan Yatno.

WAKIL Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Yatno menilai Indonesia butuh sosok pemimpin agent of change, yang mampu membawa perubahan bangsa ke arah yang lebih baik lagi. Karena itu, seorang pemimpin bangsa haruslah memiliki integritas, intelektualitas, dan kapabilitas yang unggul.

“Pemimpin yang terpilih dalam Pemilu 2024 nanti harus bisa melakukan siyasah dan strategi yang sangat efektif dan efisien dalam melaksanakan upaya-upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Pemimpin juga harus memiliki  rencana pembangunan jangka pendek dan menengah untuk mencapai tujuan nasional, yaitu terwujudnya generasi emas di 2045,” ujarnya kepada Maklumat.id, Rabu (23/8/2023).

Yatno memaparkan, setidaknya ada tiga pendekatan sudut pandang yang bisa dilakukan dalam rangka mencapai tujuan nasional tersebut. Sudut pandang pertama adalah dari sudut agama. Sebab, agama merupakan pondasi dan sumber moral yang paling penting bagi seseorang pemimpin.

Hal itu tidak lain agar seorang pemimpin bisa terhindar dari rasuah atau jebakan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), yang mana itu merupakan masalah terbesar penghambat bangsa Indonesia maju dan berkembang.

“Sosok pemimpin yang memiliki pondasi agama ataupun moralitas yang unggul, maka itu akan menuntun rakyat, bangsa dan negara ini ke arah yang baik, yang dicita-citakan. Yang akhirnya negara kita bisa menjadi negara yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur,” jelasnya.

Menurut Yatno, sejatinya agama hadir untuk memberi rasa nyaman dan aman serta memberi rasa damai sehingga terwujud ummatan wasathan (umat tengahan). “Yang selalu mengedepankan toleransi antar umat beragama sehingga terbentuk negara yang rahmatan lil aalamiin,” terangnya.

Sudut pandang kedua, lanjut Yatno, bisa ditinjau dari segi ekonomi. Yang mana, saat ini tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia baru di angka 5,2 persen dari target 7 persen di tahun 2024.

Tentu saja, menurut dia, upaya-upaya atau siasat-siasat pemimpin untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang sesuai target 7 persen bisa dilakukan dengan meningkatkan dan mengerjakan ekonomi keluarga, serta ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Nah, untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi ini, maka momentum Pemilu 2024 nanti, tentu diperlukan sosok pemimpin yang cerdas, kuat, amanah, fatonah, tabligh dan berintegritas, serta akuntabilitas,” harapnya.

Sudut pandang ketiga bisa ditinjau dari segi sosial budaya. Yatno mengungkapkan, momentum Pemilu 2024 akan sekaligus memilih pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden, pemilihan anggota DPR di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, maupun Nasional, serta pemilihan anggota DPD RI.

“Belakangan, hiruk-pikuk seputaran tahapan dan proses menuju Pemilu 2024 semakin santer menjadi perbincangan publik. Mulai dari seputar pro-kontra para bakal kandidat, hingga pro-kontra seputar teknis penyelenggaraannya. Sebenarnya, rakyat Indonesia belum sepenuhnya siap menghadapi Pemilu 2024, terlebih bahwa akan disusul juga dengan Pilkada serentak beberapa bulan kemudian,” nilainya.

Dia menyebut, ketidaksiapan tersebut adalah baik dalam pelaksanaannya maupun teknis tata cara pemilihannya, serta arus informasi para kandidat yang bertebaran dan penuh kesimpangsiuran, sehingga cenderung menimbulkan konflik horizontal antar masyarakat. “Pada akhirnya akan menimbulkan perpecahan antar warga, suku dan agama,” keluh Yatno.

Untuk menekan konflik tersebut, Yatno menyebut, pada tahun 2024 nanti dibutuhkan sosok pemimpin yang sabar dan bijaksana seperti Abu bakar As Shiddiq, tapi juga keras, tegas dan kuat seperti Umar bin Khattab. “Diperlukan pemimpin yang nyak nyok, tidak pelit dan kikir, juga yang dermawan seperti Ustman bin Affan, serta yang cerdas dan adil seperti Ali bin Abi Thalib,” ungkapnya.

Menurut dia, jika perpaduan karakter-karakter tersebut ada pada sosok pemimpin kita di 2024 nanti, maka inshaAllah Indonesia akan betul-betul menjadi negeri yang gemah Ripah loh jinawi, tentrem raharjo. “Sehingga terwujud tatanan masyarakat yang adil dan makmur kedepannya,” ujar Wakil Ketua PDM Lamongan yang membidangi Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) itu.

Yatno berpesan, agar dalam konstestasi Pemilu 2024 mendatang, masyarakat memilih pemimpin yang benar-benar tangguh, cerdas, santun dan berwibawa. “Pilih pemimpin yang bisa membawa kewarasan akal sehat kita, hindari memilih pemimpin yang transaksional dan pragmatis dalam proses demokrasi nanti. Semoga negara kita terhindar dari pemimpin yang dzalim. Aamiin Ya Rabb,” pungkas Yatno. (*)

Reporter: Ubay NA

Editor: Aan Hariyanto

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer