23 C
Malang
Sabtu, November 23, 2024
KilasWakil Ketua PWM Jatim Dukung Penuh Kader yang Nyaleg

Wakil Ketua PWM Jatim Dukung Penuh Kader yang Nyaleg

Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jatim M. Khoirul Abduh.

MUHAMMADIYAH secara kelembagaan tidak akan berpolitik atau memihak dalam kontestasi dukung-mendukung dalam Pemilihan Umum (Pemilu), juga menjaga jarak yang sama terhadap seluruh partai politik.

Sudah lazim diketahui bahwa hal itu adalah bagian dari keputusan Muhammadiyah, yang juga tertuang secara implisit dalam Khittah Ujung Pandang dan Khittah Denpasar.

Namun, Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jatim M. Khoirul Abduh menegaskan, meski begitu tetap sangat penting bagi Muhammadiyah untuk bisa mengakomodir warganya dan mendukung kader-kader terbaiknya yang berpolitik.

”Muhammadiyah itu sampai kapan pun kan insya Allah tidak akan menjadi partai politik, tapi sangat penting untuk mengkapitalisasi suara warga Muhammadiyah dalam konteks politik,” ujarnya saat menyampaikan sambutan dalam Regional Meeting 2 LHKP PWM Jatim di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO), Ahad (30/7/2023) lalu.

Mengapa penting untuk bisa mengakomodir dan mengkapitalisasi suara warga Muhammadiyah? Sebab menurut Abduh, politik adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh Muhammadiyah, karena berdampak pada kehidupan masyarakat, bangsa dan negara kedepan melalui kebijakan-kebijakan yang dihasilkan dari mekanisme politik.

“Suara warga Muhammadiyah kalau bisa dikapitalisasi dengan baik, solid, itu sangat berarti, bisa memengaruhi kebijakan politik, kebijakan publik yang bagus dan pro-rakyat,” katanya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, bahwa sumberdaya yang dimiliki oleh Muhammadiyah sangat besar dan harus bisa dimanfaatkan secara optimal. Termasuk sumberdaya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) yang memiliki banyak pakar dan peneliti.

Menurut Abduh, para pakar dan peneliti yang dimiliki Muhammadiyah harus juga diarahkan untuk melakukan riset dan survei politik yang nantinya akan memberikan gambaran bagi kader Muhammadiyah yang bertarung di arena politik, termasuk terhadap bagaimana warga dan pimpinan Muhammadiyah harus menentukan arah dan sikap terhadap kontestasi yang berlangsung.

“Muhammadiyah itu banyak banyak peneliti hebat di kampus-kampusnya, tapi belum pernah digunakan untuk melakukan survei atau penelitian yang bersifat umum, termasuk urusan Pemilu atau politik ini, lha itu harus digerakkan,” terangnya.

Sehingga, lanjut dia, hasil dari itu nanti bisa digunakan sebagai pijakan atau rujukan para kader Muhammadiyah yang terjun berkontestasi dalam Pemilu itu. “Jadi mereka ini punya modal data dan survei yang kuat, gak ujug-ujug mencalonkan diri dan optimis-optimis saja tanpa punya data yang mendukung,” tandasnya. (*)

Reporter: Ubay NA

Editor: Aan Hariyanto

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer