Wakil Wali Kota Malang Dorong Immawati Lahirkan Gerakan Perempuan yang Teosentris

Wakil Wali Kota Malang Dorong Immawati Lahirkan Gerakan Perempuan yang Teosentris

MAKLUMAT — Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin, menyampaikan sejumlah pesan penting dalam Gala Dinner Pendidikan Khusus Immawati (Diksuswati) yang digelar PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Malang Raya, di Balai Kota Malang pada Sabtu (3/5/2025).

Ali mendorong kader-kader perempuan IMM, alias Immawati, supaya mampu melahirkan pikiran-pikiran dan gagasan untuk mengembangkan serta meningkatkan peran perempuan di ruang publik.

Menurutnya, forum Diksuswati adalah hal yang penting untuk dilakukan. Sebab memang pembahasan terkait isu kesetaraan maupun isu-isu perempuan dinilainya selalu menarik. Ia berharap forum Diksuswati mampu menghasilkan pikiran-pikiran khas Immawati, bukan sekadar ajang kritik dan berbagi keresahan soal isu perempuan.

“Peningkatan kapasitas perempuan ini atau kemudian advokasi ini jangan sampai kemudian Diskuswati hanya menghasilkan kritik-kritik dan keresahan-keresahan, kegundahan,” ujarnya.

“Tapi bagaimana Diskuswati ini menghasilkan pikiran dari ciri khas immawati yang ada. Sampai hari ini kita belum menerima pikiran-pikiran itu,” sambung pria yang juga alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.

Paradigma Feminisme dengan Pendekatan Teosentris

Dalam kesempatan itu, Ali menyorot paradigma feminisme yang digaungkan Immawati, yang menurutnya belum memiliki ciri khas dalam pendekatan aspek teosentris sebagaimana seharusnya gerakan IMM.

“Apakah kemudian paradigma feminisme yang ada di IMM ini hanya kemudian feminisme an sich, atau kemudian ada pendekatan teosentris yang tergambarkan dalam pola pikir Immawati yang ada. Sehingga Immawati ini, pelatihan Diksuswati ini, atau kemudian kegiatan pelatihan yang lainnya, tidak hanya membahas bagaimana proporsi kesetaraan yang ada di republik ini,” tandasnya.

Baca Lainnya  Kapasitas Meningkat, PLTGU Muara Tawar Tulang Punggung Listrik Nasional

Menurut Ali, penting untuk membangun paradigma feminisme melalui pendekatan teosentris, yang kemudian diharapkan dapat menjadi kesadaran bersama dan menjadi kekhasan pemikiran serta gerakan feminisme ala IMM, yang berbeda dengan gerakan feminisme liberal.

“Karena kalau itu (feminisme liberal) menjadi pedoman bagi Immawati yang ada di seluruh Indonesia ini, maka ini menjadi masalah yang besar bagi gerakan Immawati sendiri, sehingga tidak menemukan gaya gerakan atau paradigma yang ingin dilakukan,” kata pria yang pernah menjabat Ketua Umum DPP IMM periode 2017-2018 itu.

Ali menandaskan bahwa diskursus feminisme bukan hanya membahas soal perlawanan terhadap paradigma wanita di sumur, kasur, dan dapur, ataupun kerja-kerja domestik. Ia mendorong para Immawati agar mempu melahirkan pemikiran serta gerakan feminisme yang khas dengan pendekatan paradigma teosentris.

“Tentu sejarah paradigma atau gerakan feminisme Islam mulai dari Mesir, Lebanon, sampai kemudian pada gerakan perempuan kontemporer misalnya, ya itu tentu punya paradigma-paradigma sendiri. Dan sampai mana yang ditiru oleh Immawati itu, paradigma mana yang kemudian menyentuh itu dan mendekati paradigma mana. Karena itu yang akan membentuk karakter dan pemikiran kita, tingkah laku kita, dan sebagainya,” sorotnya.

Gagasan dan Rekomendasi untuk Pemerintah

Lebih lanjut, pria yang juga menjabat Sekretaris Forum Keluarga Alumni (Fokal) IMM Jawa Timur itu berharap, forum Diksuswati yang digelar oleh Immawati PC IMM Malang Raya mampu memberikan sumbangsih gagasan dan dampak nyata bagi kemajuan Kota Malang dan sekitarnya.

Baca Lainnya  Paslon WALI Unggul Versi Quick Count, Ali Muthohirin: Kawal Suara di KPU

“Harapannya gerakan atau Diskuswati ini ada efeknya di Kota Malang. Jangan sampai kita sudah Gala Dinner di sini, kok enggak ada efeknya, atau rekomendasinya lah (untuk Pemerintah Kota Malang) minimal itu,” harapnya.

“Tapi proses ini penting bahwa pikiran-pikiran dari Diskuswati ini harapannya ada bagaimana kontribusi membangun karakter bangsa, terutama perempuan ini, di ruang-ruang publik,” pungkas Ali.

Sekadar diketahui, Bidang Immawati PC IMM Malang Raya menggelar Diksuswati selama dua hari, pada tanggal 2–4 Mei 2025, yang bertempat di Pusdiklat P2KK UMM dan diikuti oleh puluhan peserta.

Forum tersebut juga menghadirkan sejumlah tokoh sebagai pembicara, mulai dari Rektor UMM Prof Nazaruddin Malik, hingga Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Prof Fauzan.

*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *