MAKLUMAT – Dewan Keamanan (DK) PBB akan menggelar pertemuan darurat pada Jumat (20/9/2024) sore waktu setempat. Pertemuan sebagai respon atas ledakan pager di Lebanon. Ledakan massal perangkat komunikasi kecil lainnya ini terjadi pada Rabu (18/9/2024).
Pemerintah Beirut dan Hizbullah menyalahkan Zionis Israel atas ledakan massal tersebut. Data Kementerian Kesehatan Lebanon menunjukkan ledakan menewaskan sedikitnya 21 orang, dan 3.000 orang luka-luka.
Dilansir dari Anadolu Ajansi pada Kamis (19/9/2024), Presiden DK PBB periode ini, Slovenia, mengumumkan menerima permintaan Aljazair untuk mengadakan pertemuan darurat. Pertemuan untuk membahas ledakan tersebut.
Sementara itu, Duta Besar (Dubes) Lebanon untuk PBB Hadi Hachem, menyebut ledakan pager tersebut sebagai tindakan agresi. yang nyata dan setara dengan kejahatan perang.
Hachem juga memperingatkan semua pihak, bahwa hal demikian berpotensi memperluas dan memperburuk eskalasi konflik di kawasan.
Ledakan pager massal di Lebanon ini terjadi di tengah meningkatnya eskalasi konflik di perbatasan antara Israel dan wilayah Hizbullah.
Kedua belah pihak tersebut telah terlibat perang lintas perbatasan sejak agresi Zionis Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu. Baik pihak Israel maupun Hizbullah saling melancarkan serangan hampir setiap hari.
Pentagon Bantah Keterlibatan AS
Sekutu Israel, Amerika Serikat (AS) membantah terlibat dalam ledakan massal pager di Lebanon. Juru Bicara (Jubir) Angkata Udara AS, Mayor Jenderal Pat Ryder mengaku pihaknya sedang memantau lebih lanjut situasi tersebut.
“Sejauh yang saya tahu, tidak ada keterlibatan AS sama sekali dalam hal ini. Sekali lagi, ini adalah sesuatu yang sedang kami pantau,” ujarnya.
“Saya tidak memiliki informasi yang dapat diberikan mengenai laporan serangan ini. Jelas ini adalah sesuatu yang terus kami pantau. Tapi tidak ada informasi yang bisa saya sampaikan,” imbuh Ryder.
Ryder memastikan, insiden tersebut tidak akan mengubah posisi pasukan AS di Timur Tengah.
“Mengenai eskalasi, secara umum di Timur Tengah, ini adalah sesuatu yang sudah kami perhatikan selama hampir setahun terakhir. Sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober,” sebutnya.
Meski begitu, Ryder menegaskan bahwa Menteri Pertahanan (Menhan) AS, Lloyd Austin akan memastikan ketegangan di kawasan tersebut tidak meningkat dan berubah konflik regional yang lebih luas.