MAKLUMAT — Proses pencarian korban tewas akibat tanah longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, memasuki hari keempat. Hingga Kamis (23/1/2025), jumlah korban tewas dilaporkan mencapai 22 orang, sementara empat korban lainnya masih dalam pencarian.
Tanah longsor yang terjadi pada Senin (20/1/2025) ini meluluhlantakkan tiga bangunan, termasuk Kafe Allo yang menjadi pusat kejadian.
Letkol Inf Rizky Aditya, Dandim 0710/Pekalongan, menjelaskan bahwa hujan deras memicu longsor tersebut. “Saat kejadian, banyak warga berteduh di Kafe Allo dan rumah Sekdes Kasimpar karena hujan lebat. Di kafe itu juga sedang berlangsung acara keluarga,” ungkap Rizky.
Kafe Allo, yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah Sekdes, menjadi titik terdampak paling parah. Material longsor berupa batu besar menghantam kafe, yang saat itu dipadati sekitar 25–30 orang. Rumah Sekdes, tempat berteduh sekitar 20 orang, juga ikut diterjang longsor.
Sejumlah warga mendengar dentuman keras saat longsor terjadi. Dentuman itu diduga berasal dari reruntuhan batu besar yang terbawa material longsor. “Tebing longsor membawa material batu besar yang langsung menghantam kafe dan menutup aliran sungai kecil hingga meluap ke bawah,” jelas Incident Commander SAR Muhammadiyah, Astri Nanda, melalui Pusdatin LRB-MDMC Jawa Tengah.
Lebih dari 1.200 personel tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan organisasi SAR lainnya dikerahkan dalam pencarian korban. Kepala Basarnas Semarang, Budiono, mengatakan bahwa mereka menggunakan tiga unit alat berat, anjing pelacak, dan peralatan seperti water jet untuk mempercepat evakuasi.
“Kami terus membersihkan lumpur menggunakan water jet, sementara anjing pelacak membantu melacak keberadaan korban di area terdampak,” ujar Budiono.
Korban ditemukan hingga jarak 200 meter dari rumah Sekdes. Beberapa kendaraan, termasuk satu mobil dan enam sepeda motor, juga ditemukan tersapu aliran longsor di lokasi tersebut.
Tim SAR Muhammadiyah Masih di Lokasi
Ketua Pusdatin LRB-MDMC Jawa Tengah, Muhammad Taufiq Ulinuha, mengatakan Tim SAR Muhammadiyah dari Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara, dan Pemalang masih berada di lokasi. Mereka bekerja sama dengan tim SAR gabungan untuk mencari empat korban yang belum ditemukan.
“Kami telah berkoordinasi dengan Poskor PDB Muhammadiyah Kabupaten Pekalongan. Selain menangani longsor di Petungkriyono, kami juga membantu penanganan banjir di Pantura,” kata Ulinuha kepada Maklumat.ID.
Ia menambahkan bahwa LRB-MDMC PWM Jawa Tengah bersama Lazismu memberikan dukungan berupa logistik dan kendaraan operasional untuk menunjang pencarian korban.
Mengantisipasi potensi bencana yang tinggi di Jawa Tengah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah menginstruksikan PDM se-Jawa Tengah dan pimpinan perguruan tinggi untuk melakukan penggalangan dana kemanusiaan.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membantu korban bencana. Mengingat kondisi cuaca yang masih rawan, potensi bencana susulan cukup tinggi,” ujar Ulinuha.