
MAKLUMAT — Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengaku banyak terinspirasi oleh Muhammadiyah. Sehingga, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto saat ini juga memiliki banyak program yang sangat dekat dengan teologi Al-Ma’un, yang menjadi spirit gerakan Muhammadiyah.
“Kita ini pemerintah sebetulnya mengamalkan teologi Al-Ma’un. Program-programnya Pak Prabowo sekarang itu sangat dekat dengan teologi itu,” ujar Zulhas ketika menyampaikan sambutan pada Pembukaan Pengajian Ramadan PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Kamis (6/3/2025).
Beberapa di antara program-program tersebut, kata Zulhas, seperti program makan bergizi gratis (MBG), hingga yang terbaru soal pembentukan Koperasi Desa (Kopdes), di mana ia diamanahkan sebagai Ketua Satgas Pembentukan Kopdes Merah-Putih.
Melalui Kopdes Merah-Putih itu, Zulhas berharap peran serta Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di daerah-daerah, untuk mengelola dan mengembangkan ekonomi lokal di desa-desa.
“Kopdes itu nanti akan punya gerai 20 x 20 meter, jadi 400 meter persegi luasnya. Saya kira bisa juga nanti bareng-bareng dengan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama di daerah itu untuk dikelola bareng-bareng,” terang pria yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
“Dan hemat saya banyak kebijakan-kebijakan Pak Prabowo yang memang menurut saya sangat dekat dengan teologi Al-Ma’un itu,” sambungnya.
Danantara Implementasi UUD 1945 Pasal 33
Selain program-program yang bersifat kerakyatan atau berlaku dan diterapkan ke bawah, Zulhas juga menyebut salah satu implementasi teologi Al-Ma’un apa pemerintah melalui Danantara, yang disebutnya berlandaskan pada Undang-Undang Dasar (UUD) NRI 1945 Pasal 33, untuk mengonsolidasikan kekayaan negara demi sebesar-besarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
“Yang ke atas, Pak Prabowo juga baru saja meresmikan Danantara. Jadi selama ini ekonomi kita itu sangat bebas. Maka lewat Danantara itu Pak Prabowo ingin kita coba menyelaraskan dengan Undang-Undang Dasar Pasal 33 itu,” sebutnya.
“Mudah-mudahan ini akan menjadi, karena konsepnya begitu bagus, tinggal bergantung pada implementasinya atau pelaksanaannya nanti,” imbuh Zulhas.
Wujudkan Swasembada Pangan
Lebih lanjut, dalam kesempatan tersebut Zulhas juga mengumumkan bahwa per tahun ini Indonesia sudah mengalami surplus beras, sehingga tidak akan lagi melakukan impor beras.
Ia menceritakan, mulanya Prabowo menugaskannya dengan target mencapai swasembada pangan pada tahun 2029, namun target tersebut maju menjadi 2027.
“Yang menjadi tugas saya sebagai Menko Bidang Pangan, yang tadinya targetnya 2029, maju jadi 2028, maju jadi 2027, untuk swasembada pangan, insya Allah tahun ini 2025 kita tidak impor beras lagi, insya Allah,” tegasnya disambut tepuk tangan peserta pengajian.
Zulhas mengungkapkan, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia sudah mengalami surplus beras hingga April 2025 nanti.
“Menurut perkiraan BPS sampai April ini (2025), kalau tidak karena sesuatu yang luar biasa, maka sampai April kita sudah surplus dari kebutuhan tiap bulan, sampai April nanti kita akan lebih beras, setara beras, 2,5 juta sampai 3 juta ton. Itu sampai April saja,” kelakarnya.
Sebab itu, dengan percaya diri, ia menegaskan bahwa Indonesia sudah mampu mencapai swasembada beras di tahun 2025 ini, alias lebih cepat dari yang ditargetkan oleh Presiden Prabowo.
“Jadi kalau mengacu data-data itu, saya berani menyampaikan, tidak perlu menunggu sampai 2027, khusus beras, tahun ini kita sudah bisa swasembada pangan di bidang beras,” pungkas Zulhas.