
MAKLUMAT — Presiden RI Prabowo Subianto memberikan nilai terhadap kinerja pemerintah yang telah berjalan selama hampir enam bulan, sejak dilantik pada 20 Oktober 2024 lalu. Ia menyebut pemerintah di bawah kepemimpinannya mendapatkan nilai 6 dari 10.
“Anda minta saya kasih nilai untuk diri saya dalam 5 bulan, terus terang saja saya bangga sekarang ini saya kasih nilai diri saya 6,” ujar Prabowo saat menjawab pertanyaan dari para jurnalis senior yang berasal dari sejumlah media nasional, dalam siaran di kanal Narasi, Senin (7/4/2025) malam.
Dengan nada sambil bercanda, mantan Danjen Kopassus itu menyebut bahwa nilai tersebut sudah cukup untuk dinyatakan lulus tanpa harus mengulang atau her. “Passing grade, tidak her (mengulang). Saya tidak her,” kelakarnya sembari tertawa.
Pamerkan Pencapaian di Beberapa Sektor
Lebih lanjut, Prabowo mengaku cukup berbangga dengan pencapaian awal pemerintahannya selama hampir enam bulan memerintah. Ia juga mengungkapkan keinginan untuk bergerak lebih cepat dalam menjalankan program-program yang telah direncanakan dan dicanangkan.
Ia memamerkan sejumlah capaian yang berhasil dilakukan pemerintah dalam sekitar hampir enam bulan kepemimpinannya. “Banyak yang telah kita berhasil lakukan. Harga-harga pangan stabil. Produksi beras tertinggi dalam tujuh tahun. 50 kebijakan dengan dampak besar, termasuk pendirian BPI Danantara,” terangnya.
Namun, Prabowo mengaku menyadari bahwa berbagai tantangan birokrasi senantiasa menghadang dan harus segera dituntaskan.
“Dalam arti saya ingin lebih cepat, tapi sekarang aja saya sudah dibilang cowboy kok, sekarang saya dibilang politik komando, ya kan? Benar nggak? Kasihan menteri-menteri saya jam 12 malam saya telepon. Ini saya ingin kita memang harus bergerak cepat,” ungkapnya.
Birokrasi Bermasalah, Butuh Tongkat Nabi Musa
Pria yang juga menjabat Ketua Umum Partai Gerindra itu juga dengan santainya berkelakar membutuhkan tongkat Nabi Musa Alaihissalam untuk bisa menyulap alias memperbaiki ‘ruwetnya‘ birokrasi secara instan.
“Tapi gimana kalau kalian bisa yakinkan MPR/DPR memberi saya mandat apa itu, mandat yang apa gitu lah. Bisa tek-tek-tek, atau siapa bisa kasih saya tongkat Nabi Musa? Jadi memang anda benar, jadi birokrasi kita menjadi masalah,” katanya.
Ia menegaskan pendekatannya dalam menempatkan orang yang tepat pada posisi yang sesuai. “Pada intinya, organisasi adalah tentang menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat pada waktu yang tepat. The right person at the right place at the right time,” jelasnya.
Menantu Presiden ke-4 RI Soeharto itu mencontohkan sejumlah tindakan tegas yang telah dilakukan terhadap pejabat yang tidak sigap bekerja.
“Dalam 150 hari ini kita telah buktikan, jika ada yang tidak bisa bekerja dengan cepat, tidak sigap membantu rakyat, Hari Sabtu pun kita adakan RUPS untuk ganti. Mentan (Menteri Pertanian) juga sudah pecat belasan pejabat Kementan yang tidak bisa bekerja dengan baik,” tegasnya.
Tak hanya itu, dalam kesempatan tersebut Prabowo juga menyinggung soal problem mentalitas dalam demokrasi, terutama terkait dengan tuntutan politik balas budi di level pemerintahan daerah.
“Demokrasi ini membuat semua politisi yang dipilih, Bupati, Wali Kota, Gubernur, harus membalas tim sukses, mereka yang mendukung, pastinya apa? Semua ingin jadi ASN, semua ingin jadi pejabat, akhirnya apa? Buntet demokrasi. Tapi ini jadi UU saya harus laksanakan,” tandas Prabowo.