29.4 C
Malang
Jumat, Oktober 18, 2024
KilasKaji Dialektika Islam dalam Merespon Isu Kontemporer, UMM Hadirkan Prof Mun'im Sirry

Kaji Dialektika Islam dalam Merespon Isu Kontemporer, UMM Hadirkan Prof Mun’im Sirry

Kuliah tamu Dialektika Islam Historis dan Normatif dalam Merespon Isu-isu Kontemporer bersama Prof Mun'im Sirry
Kuliah tamu Dialektika Islam Historis dan Normatif dalam Merespon Isu-isu Kontemporer bersama Prof Mun’im Sirry

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar kuliah tamu yang sekaligus melakukan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) antara UMM dengan Assistant Professor di Fakultas Teologi Universitas Notre Dame, Amerika Serikat (AS), Prof Mun’im Sirry, Selasa (11/6/2024).

Dalam kegiatan bertema ‘Dialektika Islam Historis dan Normatif Dalam Merespon Isu-isu Kontemporer’ tersebut, Prof Mun’im menjelaskan, dalam memikirkan strategi kontemporer, penting untuk menghubungkan titik-titik antara Islam klasik dan kontemporer.

Menurut dia, untuk memahami Islam saat ini, kita harus memahami konteks historisnya. Sering kali, pentingnya belajar sejarah diabaikan, padahal sejarah memberikan landasan yang kuat dalam memahami konteks tersebut.

“Apa bukti yang kita miliki bahwa Al-Quran adalah kitab suci yang koheren? Lalu seberapa yakin kita bahwa informasi yang terkandung di dalam sumber-sumber tersebut akurat?” tanya Prof Mun’im mengangkat dua pertanyaan yang menurutnya penting dan paling sering muncul di abad ke-19 ini.

Menurut Prof Mun’im, pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul sebab dalam rentang sejarah, metode yang dikembangkan oleh sarjana modern sering kali tidak menggunakan sumber yang sezaman dengan peristiwa yang dikaji.

Lebih lanjut, dia menekankan bahwa temuan-temuan kontemporer akan lebih menguatkan keimanan. Dua sumber utama dalam kajian ini adalah Al-Quran dan sumber arkeologis, seperti prasasti Arab. Banyak penelitian menemukan bukti-bukti penting dari batu tulis yang menguatkan narasi sejarah Islam.

“Dengan menggunakan metode kritik historis, kita bisa menyimpulkan banyak hal dari sumber-sumber yang ada,” ujarnya.

Prof Mun’im meyakini, dengan kesadaran historis yang kuat, keimanan muslim akan lebih kokoh dan tidak mudah runtuh. Islam menjadi seperti yang kita saksikan sekarang terjadi secara bertahap dan dengan kajian historis kita bisa mengetahui mana Islam historis dan Islam normatif.

“Dialektika Islam historis dan normatif akan berubah sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,” kata dia.

Di sisi lain, Guru Besar Pendidikan Agama Islam (PAI) UMM Prof Syamsul Arifin memaparkan kajian genealogi, hibritas, dan orientasi pemikiran keislaman intelektual muslim di negeri islam sebagai minoritas.

Menurut dia, Al-Quran dalam setiap isinya sangat kaya. Hidup di negara sebagai minoritas sangat menantang, dan di beberapa tempat populasi Muslim meningkat. Prof Syamsul menilai, ada tiga faktor utama yang mampu mempercepat pertumbuhan populasi muslim, yakni fertilitas, migrasi, dan konversi.

Reporter: Abdus Salam

Editor: Ubay NA

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer