BEBERAPA waktu terakhir muncul wacana terkait syarat keanggotaan Indonesia untuk bergabung menjadi anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
Menanggapi itu, Anggota Komisi I DPR RI Sukamta menyambut baik atas rencana bergabungnya Indonesia tersebut. Meski begitu, dia mewanti-wanti pemerintah apabila proses bergabungnya Indonesia pada OECD terdapat prasyarat yang berpotensi menggadaikan konstitusi Indonesia.
“Berita-berita mengatakan bahwa salah satu prasyarat Indonesia diterima di OECD adalah dengan membangun hubungan dengan Israel. Nah, sementara perjuangan Indonesia untuk menghilangkan penjajahan di muka bumi itu adalah amanat konstitusi kita,” ujarnya saat Rapat paripurna DPR RI di Ruang Rapat Paripurna DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (14/5/2024).
“Sementara penjajah Israel, hari ini sudah 6 bulan lebih sedang melakukan genosida secara ganas dan brutal tidak pandang bulu,” imbuh Sukamta.
Anggota DPR RI Fraksi PKS itu menegaskan dan meminta agar pemerintah jangan sekali-kali mengorbankan konstitusi demi mengejar keuntungan. Menurut dia, hal itu akan bisa menjadi preseden buruk yang akan tercatat dalam sejarah bangsa.
“Jangan sampai mengorbankan konstitusi kita untuk mengejar keuntungan yang sebetulnya masih bisa diraih dengan cara-cara yang lain,” tekannya.
Maka dari itu, dirinya berharap Indonesia tidak mengorbankan perjuangan konstitusional bangsa Indonesia, hanya demi untuk mengejar menjadi keanggotaan atau masuk ke dalam OECD.
“Tetapi kalau harganya harus dengan melanggar konstitusi itu menjadi tidak benar. Saya khawatir kalau itu tetap dilakukan dan dipaksakan, ini akan menjadi sejarah bagi pemerintahan ini yang akan segera berakhir dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi akan dikenang oleh sejarah bangsa Indonesia,” tegurnya.
“Anak-anak yang belajar sejarah di sekolah akan mengenang bahwa pembukaan hubungan diplomatik dengan Israel yang sudah dibujuk-bujuk oleh Israel sejak tahun 1948, akhirnya direalisasikan di zaman ini,” ungkap Sukamta.
Maka dari itu, dia berharap agar pemerintah merespon hal tersebut dengan sangat hati-hati dan bijaksana.
“Kita tidak ingin itu terjadi dan mudah-mudahan pemerintah betul-betul bijaksana. Jangan sampai mengorbankan konstitusi kita untuk mengejar keuntungan yang sebetulnya masih bisa diraih dengan cara-cara yang lain,” pungkas Sukamta.
Reporter: Ubay NA
Editor: Aan Hariyanto