
MAKLUMAT – Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir MSi, mengajak umat Islam untuk memaknai Hari Raya Idulfitri dalam peran manusia sebagai khalifatullah fil ardh. Dalam konteks tersebut, ia menekankan bahwa manusia menjadi perwakilan Tuhan dalam memakmurkan kehidupan.
Sebab itu, setiap muslim di mana pun berada dan dalam tanggung jawab apa pun, harus selalu membawa kemaslahatan serta menghindari kemudaratan, seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, perusakan sumber daya alam, dan konflik.
“Semua itu bermula dari hawa nafsu yang tidak dikendalikan oleh agama yang hanif dan kesadaran sebagai abdullah (hamba Allah) serta khalifatullah fil ardh,” ujar Haedar dalam siaran Refleksi Idulfitri 1446 H: Wujudkan Takwa dalam Kehidupan Nyata, yang ditayangkan di kanal YouTube Muhammadiyah Channel, Ahad (30/3/2025).
Menurut Haedar, ketika warga dan para pemimpin bangsa memiliki jiwa sebagai abdullah (hamba Allah) dan khalifatullah fil ardh, maka tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara akan berjalan dengan baik. “Kemajuan, kesejahteraan, kemakmuran, dan keadilan akan senantiasa terwujud,” tambahnya.
Mengembalikan peran manusia sebagai abdullah maupun khalifah, menurut Haedar, bakal membawa kesadaran spiritual dan moral yang tinggi. Sehingga dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara bakal mampu menegakkan dasar-dasar negara dan konstitusi dengan baik.
Sebaliknya, jika jiwa kehambaan kepada Allah (abdullah) dan kesadaran sebagai khalifah di muka bumi luntur, maka baik warga maupun pemimpin bangsa justru akan mudah menimbulkan masalah, fitnah, hingga berbagai musibah.
“Saatnya Idulfitri kita jadikan sebagai tonggak dan jalan baru untuk menampilkan serta memerankan diri sebagai insan bertakwa. Jiwa kita harus senantiasa dekat dengan Allah sebagai hamba-Nya (abdullah) dan menjalankan peran sebagai khalifatullah fil ardh yang menebarkan kebaikan, keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, dan kedamaian bagi seluruh umat manusia,” tandas Haedar.
Momentum Introspeksi
Lebih lanjut, Guru Besar Bidang Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu mengajak agar umat Islam menjadikan Hari Raya Idulfitri sebagai momentum sekaligus wahana untuk melakukan introspeksi diri.
“Jangan sampai kita, sebagai warga bangsa, umat, atau tokoh bangsa, kehilangan jiwa Abdullah dan khalifatullah fil ard, sehingga lalai dalam menjalankan tugas dan peran kita sebagai Muslim yang menebarkan rahmatan lil alamin,” katanya.
Dengan demikian, ia berharap agar ke depan semakin memperkuat pemaknaan dan penjiwaan sebagai abdullah maupun khalifah di muka bumi. Sehingga betul-betul mampu menjadi insan yang bertakwa dan membawa rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil alamin).
“Semoga di Bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya, jiwa takwa, jiwa abdullah, dan jiwa khalifatullah fil ardh senantiasa membersamai hidup kita dalam pikiran, sikap, dan tindakan. Dengan demikian, kita dapat terus menebarkan ketakwaan dan menjadi rahmat bagi semesta alam,” harapnya.
“Semoga Idulfitri dan puasa kita diterima serta diberkahi oleh Allah. Selamat Idulfitri. Taqobbalallahu minna wa minkum. Nasrum minallah wa fathun qarib. Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,” pungkas Haedar Nashir.