28.7 C
Malang
Sabtu, November 23, 2024
KilasJangan Golput, Warga Muhammadiyah Harus Bisa Berkumpul dan Berbaris ketika Berpolitik

Jangan Golput, Warga Muhammadiyah Harus Bisa Berkumpul dan Berbaris ketika Berpolitik

Ketua PDM Kabupaten Malang Dr Nurul Humaidi.

KETUA Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Malang Dr Nurul Humaidi mengapresiasi kerja-kerja politik yang diinisiasi oleh Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Jawa Timur menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 2024. Terutama ketika LHKP bisa mengajak warga Muhammadiyah berkumpul dalam kegiatan-kegiatan yang membincangkan konteks politik.

“LHKP punya tugas yang cukup besar untuk bisa membuat kita berkumpul. Pesan saya, kita jangan hanya sekedar bisa berkumpul saja. Namun, kita juga harus bisa berbaris dalam konteks pilihan politik,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam Regional Meeting V LHKP PWM Jatim di Rayz UMM Hotel, Sabtu (9/9/2023).

Menurut Humaidi, Persyarikatan Muhammadiyah tidak akan mempersoalkan kadernya yang sedang berkontestasi berasal dari partai apa. Muhammadiyah juga tidak pula menyoalkan warganya memiliki partisipasi politik berbeda dan di partai mana pun atau apapun.

“Yang terpenting adalah berada di manapun kader dan warganya ketika berpolitik, mereka masih tetap ber-Muhammadiyah dan tetap kembali serta berkontribusi kepada Muhammadiyah,” tegasnya.

Pria asal Sampang, Madura itu menegaskan, warga Muhammadiyah yang memiliki partaisipasi politik yang berbeda itu adalah sah di Muhammadiyah. Sebab, Muhammadiyah telah mengambil keputusan penting bahwa Persyarikatan telah mengambil jarak yang sama dengan semua partai politik.

“Maka di manapun dan apapun itu nilainya adalah sama bagi Muhammadiyah. Kalau di seluruh partai politik itu ada orang Muhammadiyah sebagai Caleg (Calon Anggota Legislatif) dan inshaAllah nanti lolos, maka pengembangan dakwah Muhammadiyah akan bisa mewarnai dan berkontribusi lebih di parlemen,” ungkapnya.

Pria yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu lantas menerangkan kondisi politik hari ini. Dimana banyak orang memiliki anggapan atau cap negatif terhadap politik. Hal itu tak bisa dilepaskan dari berdiam dirinya orang-orang baik. Mereka tidak mau berperan dan tidak mau terlibat aktif dalam pendidikan politik.

“Orang-orang baik banyak berdiam diri dan tidak mau mengambil peran, tidak mau melangkah untuk perbaikan politik. Sehingga orang-orang yang ambil bagian di bidang politik adalah orang-orang yang barangkali tidak memiliki reputasi yang baik,” urainya.

Humaidi mengungkapkan, kalau menginginkan supaya politik di Indonesia menjadi baik dan bersih, maka orang baik harus bekerja dan harus terlibat secara aktif untuk memperbaiki kualitas demokrasi di Indonesia.

“Jika semakin banyak orang yang baik, maka kursi-kursi politik itu akan dipenuhi oleh orang-orang yang baik. Tentu akan menghasilkan keputusan-keputusan yang baik pula,” paparnya

Maka dari itu, lanjut dia, Muhammadiyah harus menganjurkan kepada seluruh warganya untuk berpartisipasi secara aktif dalam bidang politik. Salah satunya ketika Pemilu 2024 nanti, warga Muhammadiyah jangan pernah sekali-kali golput.

Hal itu karena konsekuensi berat akan didapat oleh warga Muhammadiyah jika memilih bersikap golput. Apalagi orang-orang yang memiliki pondasi ideologi yang bagus, kuat serta yang memiliki komitmen terhadap agama berlaku golput.

“Maka jangan heran Pemilu akan menghasilkan para pemimpin dan wakil-wakil dari kelompok mereka yang tidak baik. Sosok-sosok pemimpin yang kita tidak tau seperti apa kapabilitasnya, komitmennya, sepak terjangnya, apa yang diperjuangkan dan bagaimana visinya,” tegasnya.

Humaidi pun berharap, agar LHKP bisa membuat warga Muhammadiyah bisa berkumpul dan berbaris dalam konteks politik. Salah satunya dengan banyak kegiatan atau event yang diadakan dengan menghadirkan para calon pemimpin, dan calon anggota legislatif.

“Sekarang masih bisa dihitung jari para pemimpin di daerah-daerah kabupaten/kota yang berasal dari Muhammadiyah, setidaknya dalam 5 tahun terakhir. Sebenarnya kita bisa, kita mampu, dan ada peluang. Tetapi mungkin kita tidak mau mengambil peluang itu atau menyentuh arena-arena itu,” kritiknya.

Dia menambahkan, ke depan Muhammadiyah harus terus berjuang untuk jihad politik agar kondisi politik bangsa ini diisi oleh orang-orang baik. “Setidaknya kalaupun bukan berasal dari Muhammadiyah, tapi setidaknya memiliki visi yang sama dan sejalan dengan Muhammadiyah. Pada akhirnya bisa bekerjasama dengan Muhammadiyah dalam membangun bangsa dan negara ini dengan baik,” tandasnya. (*)

Reporter: Ubay NA

Editor: Aan Hariyanto

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer