28.2 C
Malang
Selasa, Desember 10, 2024
KilasJipolMu#2, Ikhtiar Satu Dapil Satu KaderMu, dan Problem Ketaatan

JipolMu#2, Ikhtiar Satu Dapil Satu KaderMu, dan Problem Ketaatan

Ketua LHKP PWM Jatim Muhammad Mirdasy.

PIMPINAN Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) Nomor 397/KEP/II.0/D/2023 tentang Tim Pemenangan Calon Anggota Legislatif (Caleg) Kader Muhammadiyah (KaderMu) Jawa Timur di Pemilu 2024.

Pembentukan tim tersebut adalah bersifat adhoc, yang diberi nama Jihad Politik Muhammadiyah (JipolMu) #2 (jilid 2).

Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Jatim Muhammad Mirdasy di SK menjadi Ketua JipolMu#2 Jatim dengan perwakilan dari majelis dan lembaga di lingkungan PWM Jatim sebagai anggotanya.

Mirdasy menjelaskan, nama JipolMu tetap digunakan kembali dalam Pemilu 2024 adalah sebagai ikhtiar yang menunjukkan Muhammadiyah Jatim sungguh-sungguh dalam misi dakwah di dunia politik. Lalu #2 itu maknanya apa?.

“Itu menunjukkan bahwa #2 merupakan simbol gerakan dari JipolMu jilid kedua. Sebab, JipolMu jilid pertama sudah dilakukan pada tahun 2019 lalu. #2 bukan terkait dengan Pilpres 2024,” ungkap pria yang akrab disapa Gus Mirdasy itu kepada Maklumat.id, Ahad (11/2/2024).

Landasan JipolMu

Gus Mirdasy memaparkan, gerakan JipolMu bukanlah pribadi atau kelompok tertentu yang kemudian menunggangi Persyarikatan. Namun, JipolMu adalah bagian dari ikhtiar untuk menerjemahkan dan mengaktualisasikan amanat Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo. Juga hasil Musywil Muhammadiyah Jatim di Ponorogo tahun 2023 lalu.

Amanat Muktamar 48 di Solo mengisyaratkan pentingnya diaspora kader ke berbagai lini kehidupan, termasuk dalam politik praktis, baik di tataran eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Semua itu sebagai bagian dari dakwah politik yang dilakukan oleh Persyarikatan.

“Itu yang kemudian dibahas dalam Rakernas (Rapat Kerja Nasional) LHKP di UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), yang kemudian menghasilkan inisiasi program Satu Dapil Satu KaderMu dan ditindaklanjuti oleh PWM Jatim dengan menerbitkan SK tim pemenangan caleg kaderMu ini,” terang Gus Mirdasy.

Tugas dan Kewenangan

Berdasarkan SK PWM Jatim Nomor 397/KEP/II.0/D/2023 Pasal 2 dijelaskan, tugas tim adhoc JipolMu adalah berbunyi sebagai berikut:

“Menugaskan kepada tim untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan dalam upaya pemenangan Pemilihan Anggota Legislatif DPR RI dan DPRD.”

Satu Dapil Satu KaderMu

Misi JipolMu#2 adalah melaksanakan program Satu Dapil Satu KaderMu yang digalakkan oleh LHKP PP Muhammadiyah. Lantas mengapa dalam satu daerah pemilihan (dapil) hanya ada satu kaderMu yang direkomendasikan?

Gus Mirdasy menjelaskan, dalam konteks politik, diaspora kader Persyarikatan ke berbagai lini, termasuk ke berbagai partai politik (parpol) adalah hal lumrah dan wajar, bahkan wajib hukumnya untuk terus didorong.

Namun, dalam konteks suksesi kaderMu,  berdasarkan sejumlah pengalaman caleg kaderMu yang terjun dalam kontestasi, ternyata suara warga Muhammadiyah tidak bisa dibiarkan tercerai berai memilih siapa pun. Sebab, jumlah suara warga Persyarikatan terbatas.

“Kalau kita lihat data Pemilu 2019 itu, ternyata jumlah suara warga Muhammadiyah itu hanya cukup untuk satu kursi di setiap dapil. Masalahnya ternyata suara itu kemudian tidak terakomodir dengan baik, tidak terkumpul dan solid untuk caleg-caleg kaderMu. Imbasnya Muhammadiyah tidak memiliki banyak perwakilan di parlemen,” jelasnya.

Pria yang juga merupakan mantan Ketua DPW Partai Perindo Jatim itu menerangkan, dalam rangka menyukseskan Satu Dapil Satu KaderMu, maka masing-masing Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) yang ada di setiap dapil harus bermusyawarah untuk menentukan siapa caleg kaderMu yang harus direkomendasikan dan didukung.

“Dioptimalkan satu dapil hanya terdiri dari satu caleg kaderMu. Jika terdapat dua caleg, maka hendaknya bermusyawarah dan mengambil keputusan terbaik untuk Persyarikatan, atau jika perlu juga dilakukan riset atau survei untuk menentukan siapa yang layak didukung di dapil tersebut,” ungkapnya.

Kriteria Satu Dapil Satu KaderMu

Gus Mirdasy menjelaskan, ada setidaknya 3 kriteria caleg kaderMu untuk bisa mendapatkan dukungan dari JipolMu dan warga Muhammadiyah.

Pertama, kata dia, penting untuk memilih sosok atau figur caleg kaderMu yang memiliki elektabilitas dan potensi untuk bisa menang dalam kontestasi Pemilu atau Pileg 2024.

“Kalau tidak punya potensi menang, maka suara warga Muhammadiyah akan sia-sia, seperti kita ibaratkan mendorong mobil mobil. Mobilnya mungkin dari brand yang bagus dan terkenal, tetapi mesinnya rusak, kita dorong sekuat tenaga pun akan susah,” kelakarnya.

Kedua, adalah sosok caleg kaderMu yang benar-benar berkomitmen dan bersedia berkomitmen dengan Muhammadiyah, yakni untuk menyuarakan dan mengawal misi-misi serta aspirasi Persyarikatan melalui jalur politik di parlemen.

“Ketiga, baru kita cari dan dekatkan figur itu dengan Muhammadiyah. Kita dekatkan dengan jamaah, dengan warga Persyarikatan,” tandas Gus Mirdasy.

Problem Ketaatan Warga Muhammadiyah

Meski telah mengkonseptualisasikan program Satu Dapil Satu KaderMu sedemikian rigid, namun fakta di lapangan menunjukkan beragam kendala yang variatif. Salah satu yang terpenting, kata Gus Mirdasy, adalah permasalahan bahwa warga Muhammadiyah ternyata belum bisa sepenuhnya tunduk, patuh, dan taat terhadap garis organisasi.

“Padahal setiap acara itu kan selalu menyanyikan Mars Muhammadiyah, Sang Surya itu. Liriknya adalah untuk bisa sami’na wa atho’na. Tapi ternyata ketika pimpinan mengeluarkan instruksi juga tidak serta merta langsung warga kita patuh dan sami’na wa atho’na. Justru banyak yang mungkin sami’na wa ashoina,” selorohnya.

Menurut Gus Mirdasy, penting bagi warga Muhammadiyah untuk bersatu dan berserikat dalam mengakomodir suaranya untuk menyukseskan caleg kaderMu yang telah direkomendasikan oleh JipolMu#2 Jatim. Sebab, mereka lah yang nantinya akan memperjuangkan nilai-nilai, visi, misi, pandangan-pandangan, serta aspirasi-aspirasi Persyarikatan di parlemen.

“Hampir semua hal di kehidupan ini kan adalah hasil dari keputusan politik. Kalau kita tidak punya perwakilan di parlemen, maka bisa jadi apa-apa yang menjadi aspirasi warga Muhammadiyah tidak akan terakomodir, justru mungkin jangan kaget kalau nanti akan ada, akan lahir keputusan politik yang justru merugikan Persyarikatan,” ungkapnya.

Mantan Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur itu lantas mengajak, agar warga Persyarikatan bersedia untuk berserikat, menurunkan ego-egonya dan mau mengakomodir diri untuk bisa menyukseskan caleg kaderMu di setiap dapil di Jawa Timur.

“Jadi kalau kita takbir Allahu akbar itu, ada jamaahnya yang kemudian ikut takbir Allahu akbar. Itulah pentingnya sami’na wa atho’na. Supaya kita merapatkan barisan bagaikan suatu bangunan yang tersusun kokoh, seperti yang difirmankan Allah di Surah Shaf itu,” pungkas Gus Mirdasy. (*)

Reporter: Ubay

Editor: Aan Hariyanto

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer