22.9 C
Malang
Senin, Februari 24, 2025
KilasKemendes-PDT Ungkapkan Jurus Utama Capai Ketahanan Pangan

Kemendes-PDT Ungkapkan Jurus Utama Capai Ketahanan Pangan

Advisor Strategic Policy Unit Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes-PDT), Prof. Dr. Zainuddin Maliki, M.Si. (Foto: Aan)
Advisor Strategic Policy Unit Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes-PDT), Prof. Dr. Zainuddin Maliki, M.Si. (Foto: Aan)

MAKLUMAT – Advisor Strategic Policy Unit Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes-PDT), Prof Dr Zainuddin Maliki MSi, menghadiri Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) II Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Ahad (16/2/2025).

Dalam kesempatan itu, Zainuddin mengatakan bahwa selama ini realisasi ketahanan pangan di tingkat desa masih mengalami sejumlah kendala, antara lain: rendahnya akses masyarakat terhadap pangan, terutama di daerah terpencil; minimnya pengetahuan masyarakat tentang penganekaragaman pangan yang bergizi dan berimbang; serta keterbatasan sarana dan prasarana pasca panen, yang tidak merata di berbagai daerah; hingga dampak perubahan iklim yang memengaruhi produktivitas pertanian.

“Lalu menurunnya minat generasi muda dalam bidang pertanian yang mengancam keberlanjutan produksi pangan di masa depan; juga pengelolaan potensi bahan pangan di Indonesia yang masih belum baik,” papar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya itu.

Selain itu, beberapa kendala lainnya misalnya seperti alih fungsi lahan pertanian yang semakin mengurangi lahan produktif; serta belum optimalnya peran kelembagaan, baik dari pemerintah maupun masyarakat, dalam pengelolaan ketahanan pangan.

Strategi Utama Mencapai Ketahanan Pangan

Lebih lanjut, Zainuddin mengungkapkan sejumlah jurus atau strategi utama yang tengah diupayakan dan dilakukan oleh Kemendes-PDT untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. Ia menegaskan, langkah-langkah strategis tersebut bakal berfokus pada pemberdayaan masyarakat desa dan penguatan kelembagaan pangan lokal. Di antaranya:

1. Penguatan BUMDes sebagai Motor Penggerak Ekonomi Desa

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) harus berperan lebih aktif dalam mengelola sektor pertanian dan distribusi pangan. Dengan memperkuat BUMDes, desa dapat memiliki kemandirian ekonomi, meningkatkan nilai tambah hasil pertanian, serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.

2. Penerapan Teknologi Pertanian Modern

Penggunaan teknologi pertanian yang lebih efisien, seperti irigasi tetes, mekanisasi pertanian, dan pemanfaatan pupuk organik, dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Selain itu, digitalisasi dalam pemasaran hasil panen juga dapat membantu petani mendapatkan harga yang lebih baik.

3. Diversifikasi Pangan Lokal

Mengurangi ketergantungan pada beras dengan mengembangkan potensi pangan lokal seperti ubi, sagu, jagung, dan sorgum. Hal ini dapat meningkatkan kemandirian pangan desa serta menjaga ketahanan pangan dalam jangka panjang.

4. Peningkatan Kapasitas Petani dan Masyarakat Desa

Melalui pelatihan dan pendampingan, masyarakat desa dapat diberikan pemahaman tentang pertanian berkelanjutan, teknik pengolahan hasil panen, serta pengelolaan usaha berbasis pangan.

5. Optimalisasi Lahan Pertanian

Pemerintah dan masyarakat desa perlu bekerja sama untuk menghentikan alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan non-produktif. Selain itu, diperlukan insentif bagi petani agar tetap tertarik mengelola lahan pertanian secara berkelanjutan.

6. Peningkatan Akses Permodalan bagi Petani dan UMKM Pangan

Akses terhadap kredit usaha rakyat (KUR), hibah, dan investasi sektor pangan harus diperluas untuk mendukung petani dan pelaku usaha kecil dalam mengembangkan bisnis pangan mereka.

“Dengan strategi ini, diharapkan ketahanan pangan desa semakin kuat, sehingga dapat berkontribusi pada swasembada pangan nasional dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia,” tandas Zainuddin.

Peran Strategis Muhammadiyah

Di sisi lain, Muhammadiyah sebagai salah satu ormas keagamaan terbesar di Indonesia menurut Zainuddin, memiliki peran strategis juga dalam mendorong ketahanan pangan nasional, khususnya di tingkat masyarakat desa.

“Mulai dari pemberdayaan ekonomi berbasis umat; pendidikan dan sosialisasi tentang ketahanan pangan; penguatan lembaga sosial dan filantropi; pengembangan model pertanian berbasis keumatan; maupun advokasi kebijakan dan kemitraan strategis,” ungkapnya.

“Harapannya, Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi motor penggerak perubahan dalam menciptakan masyarakat yang mandiri secara pangan, berdaya saing, dan sejahtera. Melalui inisiatif-inisiatif tersebut,” imbuh Zainuddin.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer