KETUA Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PD PM) Kota Surabaya Alfianur Rizal mengatakan, aktivitas pertambangan di Indonesia akan tetap berjalan terlepas dari keputusan Muhammadiyah menerima ataupun menolak izin usaha pertambangan (IUP) dari pemerintah.
Maka, pria karib disapa Alfi ini berharap, apabila Muhammadiyah nantinya memutuskan masuk dalam wilayah atau sektor pertambangan, huruslah mampu menjadi penyeimbang dan tetap dengan prinsipnya untuk mencerahkan bangsa.
“Saya yakin bahwa keputusan tersebut bukan (keputusan sehari) sebatas selesai di rapat pleno, tapi melalui proses musyawarah yang amat mendetail dengan mempertimbangkan segala aspek. Muhammadiyah bukan ormas kemarin sore yang berperan membangun negeri ini. Begitu pula ormas lain yang menerima hal serupa. Saya yakin banyak pertimbangan yang mendalam demi kemaslahatan umat dan negeri ini,” ujar Alfi kepada Maklumat.ID, Kamis (25/7/2024).
Alfi meyakini, jika Muhammadiyah memutuskan untuk menerima IUP tersebut, maka akan menjadi kekuatan yang diharapkan dapat melawan korporasi-korporasi dan oligarki yang selama ini hanya mengeruk tanpa memerhatikan aspek-aspek lain seperti lingkungan dan sosial.
“Hanya oligarki yang patut kita lawan. Terkadang kita sebagai kader hanya perlu kembali pada mars (Sang Surya) untuk bersikap sami’na wa atho’na,” tagas dia.
Lebih lanjut, Alfi mengajak para kader Persyarikatan untuk takzim kepada para pimpinan, yang dinilainya lebih paham dan mengerti dengan segala pertimbangannya. Sebab, tugas manusia, tak terkecuali pimpinanan Persyarikatan adalah berikhtiar.
Alfi pun menyampaikan kekhawatirannya kalau persoalan pro dan kontra soal tambang yang berkepanjangan justru akan menimbulkan polemik dan berpotensi membuat Persyarikatan Muhammadiyah terbelah.
“Dengan segala kerendahan hati dan memohon petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala, saya hanya tidak ingin Muhammadiyah terpecah. Kita ini besar karena sejarah, tapi kenyataan saat ini kita harus sadar bahwa kita butuh tenaga ekstra dalam rangka bersatu untuk melawan oligarki,” ungkapnya.
Suka tidak suka, ungkap Alfi, saat ini kita masih sering mengglorifikasi kesuksesan para pendiri Muhammadiyah. Tapi, sering lupa bagaimana Muhammadiyah saat ini dan akan datang.
“Maka, hanya semangat sami’na waa atho’na yang sementara harus tetap kita pegang teguh. Sekali lagi, tugas manusia hanya berikhtiar. Semoga kita semua selalu dalam lindungan dan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” pungkas dia.
Untuk diketahui, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas di media nasional Tempo menyatakan bahwa PP Muhammadiyah telah memutuskan menerima IUP sebagaimana ditawarkan pemerintah melalui PP 25/2024 dan Perpres 76/2024.
Namun, pernyataan tersebut diklarifikasi oleh Ketua PP Muhammadiyah Dahlan Rais, yang menyakinkan belum ada keputusan resmi PP Muhammadiyah akan menerima atau menolak IUP tersebut.
Kendati demikian, Dahlan mengakui pihaknya telah melakukan rapat pleno berkaitan izin pengelolaan tambang bagi ormas keagamaan dan ada kecenderungan Muhammadiyah bakal menerima.
Dahlan mengungkapkan, PP Muhammadiyah sendiri masih akan menggelar rapat pleno diperluas yang juga menjadi ajang Konsolidasi Nasional (Konsolnas) dengan mengundang seluruh PWM se-Indonesia untuk membahas persoalan tersebut. Rencananya, agenda tersebut akan digelar 27-28 Juli esok di Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta.