MAKLUMAT — Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, August Mellaz menyebut tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada serentak 2024 cenderung menurun daripada gelaran Pilpres dan Pileg pada 14 Februari lalu.
Dia mengungkapkan, secara umum tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada serentak kali ini berada di bawah angka 70 persen.
Meski begitu, Mellaz menegaskan angka tersebut belum resmi, sebab KPU masih menunggu data lengkap dari rekapitulasi di daerah-daerah yang menggelar Pilkada.
“Secara umum, ya kurang lebih di bawah 70 persen, secara nasional rata-rata. Meskipun rata-rata nasional biasanya kalau dalam konteks Pilkada dibandingkan Pilpres, Pileg atau pemilu nasional itu biasanya di bawah,” ujar Mellaz di kantor KPU RI, Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Mellaz mengaku, pihaknya telah berupaya maksimal dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada Pilkada serentak 2024.
“Nah, apakah ada proses-proses sosialisasi yang kemudian dianggap kurang atau tidak, saya pastikan, meskipun itu dilakukan oleh provinsi dan kabupaten kota, tetapi skema terkait dengan penyebarluasan informasi, sosialisasi, sebagaimana praktik yang kemudian berlangsung di pemilu nasional lalu, itu juga diterapkan sama,” ungkanya.
Bakal Segera Evaluasi
Sebab itu, Mellaz menandaskan, KPU RI akan segera melakukan evaluasi terhadap rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada serentak 2024 itu.
“Itu (evaluasi) pasti akan jadi bagian dari kontribusi penting lembaga ini kepada pembentuk undang-undang nanti,” sebutnya.
Dia memastikan, usai semua tahapan rekapitulasi selesai bakal segera mengevaluasi hal tersebut.
Mellaz mengatakan, saat ini seluruh jajaran KPU di tingkat provinsi dan kabupaten/kota tengah melakukan rekapitulasi suara dan harus fokus di situ.
“Proses evaluasi pasti akan tetap kita lakukan,” tegas Mellaz.
“Saat ini tentu kita masih membutuhkan waktu, karena jajaran kami di tingkat provinsi dan kabupaten kota itu sedang melakukan tahapan rekapitulasi, jadi fokusnya masih di sana,” imbuhnya.
Banyak Faktor Penyebab
Sementara itu, Ketua Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda menyebut pihaknya tengah menyorot rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Pilkada serentak 2024 yang baru saja melalui tahapan krusial pemungutan suara pada 27 November lalu.
Rifqi mengaku tengah mengkaji beberapa faktor penyebab rendahnya angka partisipasi pemilih. Misalnya terkait jadwal pelaksanaan Pilkada secara serentak ataupun jadwal Pilkada yang mepet dengan Pilpres dan Pileg yang menimbulkan kejenuhan publik.
“Apakah dengan keserentakan pemilihan yang kita lakukan itu justru menimbulkan anomali terkait dengan partisipasi masyarakat,” sebutnya, Jumat (29/11/2024).
“Atau misalnya dekatnya jadwal antara Pileg, Pilpres, dan Pilkada itu juga membuat dorongan untuk partisipasi pemilih menjadi rendah,” tambah Rifqi.
Tak hanya itu, Rifqi menilai rendahnya tingkat partisipasi pemilih akibat kandidasi yang mungkin terlalu terbatas dan hanya berkutat pada figur yang itu-itu saja. Misalnya sudah mencalonkan diri pada Pileg lalu.
“Lantaran para politisi yang telah terpilih menjadi anggota DPR RI, DPD RI, DPRD provinsi, kabupaten/kota berdasarkan PKPU itu diharuskan mundur bahkan sebelum dilantik. Nah, hal-hal seperti ini saya kira juga membuat kontestasi ini menjadi terbatas,” terangnya.
“Dalam konteks para kandidat, dan bisa jadi kalau kita lakukan riset mendalam, ini berpengaruh terhadap dukungan publik dalam konteks Pilkada,” imbuh Rifki.