23 C
Malang
Sabtu, November 23, 2024
KilasPaus Fransiskus di Indonesia: Dialog Antaragama Menumbuhkan Rasa Saling Menghormati

Paus Fransiskus di Indonesia: Dialog Antaragama Menumbuhkan Rasa Saling Menghormati

Presiden Joko Widodo menyambut Paus Fransiskus di Istana Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Foto:
Muchlis Jr – Biro Pers Sekretariat Presiden

MAKLUMAT – Paus Fransiskus menyampaikan pidato pertamanya dalam lawatan ke Indonesia yang disambut langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (4/9/2024).

Paus mengaku menjunjung tinggi persatuan dalam keberagaman dan menjanjikan upaya gereja-gereja katolik untuk mendukung dialog antaragama dan kerukunan warga sipil.

“Terbenam dalam keindahan tanah ini, tempat pertemuan dan dialog antara berbagai budaya dan agama, saya berharap masyarakat Indonesia tumbuh dalam iman, persaudaraan, dan kasih sayang. Tuhan memberkati Indonesia!” kata Paus seperti dilansir laman vaticannews, Rabu (4/9/2024).

Dalam pidatonya, Paus berterima kasih kepada semua orang karena telah menyambutnya di Indonesia. Dia mengaku kagum atas persatuan di Indonesia, yang terdiri atas berbagai suku bangsa dan agama, yang disebutnya sebagai ‘jalinan pemersatu’ layaknya lautan menyatukan ribuan pulau.

“Semboyan nasional Anda Bhinneka tunggal ika menggambarkan dengan baik realitas beraneka ragam dari berbagai bangsa yang bersatu kokoh dalam satu negara,” ujar pemimpin Takhta Suci Vatikan itu.

Paus menjelaskan, keharmonisan dalam keberagaman mengharuskan setiap orang untuk merangkul semangat persaudaraan dalam membangun kebaikan dalam kehidupan di tengah-tengah seluruh masyarakat.

“Keseimbangan yang bijaksana dan halus ini, antara keragaman budaya dan visi ideologis yang berbeda, dan cita-cita yang mempererat persatuan, harus terus dipertahankan terhadap (ancaman) ketidakseimbangan,” kata Paus.

Hal yang demikian, kata Paus, melibatkan sekaligus mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk berjuang menuju keharmonisan, kesetaraan, penghormatan terhadap hak asasi manusia, pembangunan berkelanjutan, dan perdamaian.

Pemimpin Takhta Suci Vatikan itu menjanjikan keterlibatan konkret gereja-gereja katolik dalam memajukan dialog antaragama dalam rangka membina kerukunan yang damai dan bermanfaat.

Dialog antaragama, kata dia, dapat membantu menghilangkan prasangka, serta menciptakan iklim yang harmonis, saling menghormati dan saling percaya.

“Gereja katolik berada dalam pelayanan untuk kebaikan bersama dan ingin memperkuat kerja sama dengan lembaga publik dan aktor lain dalam masyarakat sipil,” tandasnya.

“(Juga) Mendorong pembentukan tatanan sosial yang lebih seimbang dan memastikan distribusi bantuan sosial yang lebih efisien dan adil,” sambung Paus.

Paus juga mengaku kagum terhadap konstitusi Indonesia, yakni Undang-Undang Dasar 1945 yang mencakup aspek ketuhanan serta keadilan sosial hanya dalam beberapa baris kalimat.

“Kesatuan dalam keberagaman, keadilan sosial dan berkat ilahi dengan demikian merupakan prinsip-prinsip dasar yang dimaksudkan untuk mengilhami dan membimbing tatanan sosial,” katanya.

“Mereka dapat disamakan dengan struktur pendukung, dasar yang kokoh untuk membangun rumah,” imbuh Paus.

Tak hanya itu, Paus Fransiskus juga menyayangkan kejadian dan meningkatnya ketegangan atau konflik yang terjadi di beberapa negara ketika pihak penguasa memaksakan keseragaman visi atas sesuatu yang semestinya beragam.

Dia terinspirasi atas filosofi seimbang dan bijaksana, yang menurutnya menjadi landasan serta membimbing berdiri dan kokohnya persatuan Indonesia sebagai sebuah bangsa, kendati terdiri atas diversitas yang sangat beragam.

“Otoritas Indonesia harus terus menghormati kehidupan manusia dan politik semua warga negara dan untuk mendorong pertumbuhan persatuan nasional berdasarkan toleransi dan rasa hormat terhadap orang lain,” ujarnya mengutip pesan Paus St Yohanes Paulus II saat mengunjungi Jakarta pada tahun 1989 silam.

“Perdamaian adalah karya keadilan (opus justitiae pax) dan merupakan karya setiap orang,” tammbah Paus Fransiskus.

Menurut dia, harmoni akan bisa tercapai ketika seluruh elemen bangsa tidak hanya berfokus dan berkomitmen kepada kepentingan dan visinya sendiri, tetapi juga pada kebaikan semua orang.

“Untuk membangun jembatan, membina kesepakatan dan sinergi, bergabung untuk mengalahkan semua bentuk tekanan moral, ekonomi, dan sosial, dan mempromosikan perdamaian dan kerukunan,” pungkas Paus Fransiskus.

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer